Logo

AL QUR’AN: SOLUSI UNTUK AUTISM

AL QUR’AN: SOLUSI UNTUK AUTISM

Subuh ini saya dijemput seorang hamba Allah dengan suzuki frednya, beliau keluar dengan tongkatnya dan masuk kerumah. Setelah ramah-tamah, kami pun berangkat menuju rumahnya. Sepanjang jalan asyik bicara teknologi, karena beliau sangat terpelajar.

Sampai rumah, duduk teh manis hangat dan review hasil dan perkembangan teraphy sebelumnya. Positive, karena Al Qur’an memang selalu memberikan nilai positive bagi siapa-saja yang Allah kehendaki dan layak mendapatkannya. Saya bertanya tentang kronologis ilmiah dari penyakit beliau, akhir-akhir ini saya suka bertanya tentang penyakit secara ilmiah hasil diagnosa dokter dan kemudian disambungkan dengan teori RehabHati.

Ini, adalah hal sederhana yang bisa mengubah tatanan dunia pengobatan. Karena dari titik ini kita mulai mengkoneksikan antara penyakit medis dan non-medis..

“Saya mengalami asam urat dan diabets, tad”. Katanya, ini adalah dua penyakit yang membuat saya bingung selama ini. Seluruh dunia berkata ini penyakit medis dengan fakta-fakta ilmiahnya, sementara saya menyimpulkan ini adalah salah satu buah pekerjaan syaitan!

Beberapa tahun lalu saya menyimpulkan bawah penyakit keturunan itu tidak ada, yang ada hanyalah jin keturunan. Dan, tentu saja solusinya adalah al Qur’an. Dalam pro dan kontra, saya menikmati kesimpulan ini; senjata mutakhir yang menyederhanakan tehnik diagnosa. Hanya tidak semua orang peduli sebuah kesimpulan besar ini. Barangkali karena mereka belum menemukan sendiri.

Diabetes Melitus, Jantung, Atshma adalah 3 jenis penyakit genetis/keturunan yang telah diketahui publik. Untuk Jantung dan Atshma, 100% terbukti reaksinya dalam tiap teraphy Al Qur’an yang sudah dilalui. Untuk diabetes keberhasilan, atau bahkan reaksi saja hanya 10-30%.

Secara psikologis, diabetes merupakan peyakit yang disebabkan oleh tekanan emosi/fikiran/marah yang konstant pada jiwa seseorang. Dan untuk menghilangkannya tentu saja bukan ruqyah terus-menerus, namun mengetahui jenis marah atau tekanan yang dialami pasien dan lalu mengevakuasi jiwanya ketempat yang lebih tenang. Ini sesungguhnya pekerjaan berat seorang teraphyst.

Kalau sudah dievakuasi, baru di eksekusi. Bukan eksekusi terus menerus dan evakuasi belakangan?

Klien saya tangannya ini tangannya sudah mulai kaku, seakan ada pengapuran disetiap sendi jari-jarinya. Saya teringat pasien saya ketika live di wesal TV dulu, yang sama riwayatnya dan reaksi saat di teraphy sebagai demo di TV sunnah tersebut. Dan hal itu saya beritahukan juga kepada beliau.

Beliau, kemudian menjelaskan secara ilmiah hasil diagnosa dokter: “Ustadz. Dulu saya sebenarnya tidak serapuh ini, saya ada asam urat dan periksa ke dokter dan saya diberi obat. Keracunan obat. Ginjal rusak dan sekarang cuci darah 3 kali seminggu. Setelah diteraphy team ustadz, saya sudah mampu cuci darah hanya 2 kali dalam seminggu”.

Beliau ini fungsi ginjalnya sudah tinggal 5%, sementara untuk normal minimal 12%. Jadi saya kagum kepada beliau, salahsatunya adalah dengan cahaya iman dan ketawakalannya yang menyambung 7% fungsi ginjalnya!

“Secara ilmiah, karena fungsi ginjal saya tidak berfungsi secara optimal akhirnya banyak protein yang mengalir dalam darah. Sementara protein ini bentuk molekulnya seperti biji kedondong, tajam. Sehingga ia cendrung menancap di tulang, terutama disetiap belokan yang dilalui aliran darah”. Lanjut beliau.

Saya mulai mengangguk dalam-dalam, dan sudah menyimpulkan sesuatu. Sebenarnya saya mau nembak beliau langsung dengan menyarankan banyak puasa dan sedekah, tapi saya bingung karena makan beliau ini sangat ketat sejak tahun-tahun lalu dan jangan tanya nominal sedekahnya. Artinya, memang ada produksi protein yang berlebih.

“Pa. Pernah gak mendengar bahwa Nabi sholallahu alaiyhi wa sallam pernah menasihati umatnya setiap menjelang malam untuk tutup pintu-pintu dan mematikan lampu, khawatir ada jin masuk ketubuh tikus dan menarik sumbu lampu dan menimbulkan kebakaran?” Tanya saya.

“Jika jin mungkin masuk ke tikus, maka tikus itu adalah mahluk. Artinya bisa saja jin masuk ke semut, dan bakteri…” Lanjut saya, si bapa langsung dangah.

Dangah itu bahasa sunda, artinya mengangkat wajah sedikit kaget. “Semut ustadz? Jin bisa masuk ke semut?” tukasnya. Sebenarnya ini gagal faham.

“Iya, maksud saya. Jin bisa masuk ke tikus, semut dan bukan tidak mungkin bsa juga masuk ke bakteri atau mahluk lain yang kemudian mempengaruhi tubuh bapa untuk produksi protein berlebihan sehingga merusak tubuh bapa?” Lanjut saya

Itu intisari bincang pagi itu diruang tamu, sebelum masuk kedalam. Dan kemudian kami berdiri dan masuk keruang tamu. Rumah yang besar, namun sepi. Ikan-ikan di aquarium, ayam, lele dan mahluk tidak berdosa lainnya sepertinya enggan hidup disana. Seperti ada kekuatan yang membelenggu rumah ini.

[fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”][23:14, 4/28/2016] +62 822-2111-2219: Hari itu, saya berkomitment untuk mau dijemput bukan untuk teraphy beliau. Tapi tertarik dengan anak kembarnya yang Autis. Sudah lama ingin membuktikan kepada dunia bahwa autis itu dipengaruhi kuat oleh syaitan sehingga al Qur’an berperan kuat disini.

[23:15, 4/28/2016] +62 819-9097-8503: ??

[23:16, 4/28/2016] +62 822-2111-2219: Dan kedatangan kedua saya hari itu adalah untuk merusak sumber kekuatan syaitan yang saya teorikan ada pada leluhur terdekatnya. Alhamdulillah, ibundanya adalah alumni senior rehabhati dan pagi itu neneknya hadir. Hadir untuk keduakalinya, meski saya lihat belum rujuk 100% dengan teori rehabhati.

Sebagai review, kasus ini sudah bergulir sejak 4 tahun lalu. Tepatnya ketika catatan “The Miracle Of Tauhid” mulai tayang 3 seri. Ibu dari tiga anak ini sudah menyimak dan penasaran dengan RehabHati. Artinya, sudah sangat lama pencarian mereka baik di dunia medis, paranormal dan terakhir ruqyah. Sekarang RehabHati.

Ketika beliau diruqyah, hanya nangis. Sebenarnya bukan hanya, tentu saja, menangis itu hal besar bagi seorang mukmin. Jika ia tangisan karena takut kepada Allah, tiap tetesannya lebih berat dari masa lautan dunia karena dengannya gejolak marahnya api neraka bisa mereda. Setetes air mata karena takut kepada Allah akan memadamkan lautan neraka jahannam!

Dari obrolan sebelumnya, dan ini juga sebuah kesimpulan kedua bagi saya; ketika diruqyah, di RumahRehab oleh Team, bibirnya sungging. Membentuk wajah nenek-nenek lagi nyepah. Kunyam-kenyom.

Beliau tidak curiga apa-apa, karena hanya merasa pegal pada pipi, gigi dan bibirnya. Hanya saya yang terkejut sejadinya saat itu, tepat saat mendengar bahwa saat diruqyah ia mendapatkan reaksi disekitar bibir.

Dicatat, itu kesimpulan 2, saya temukan di mobil saat beliau mengantar saya pulang dan kesimpulan 1 nya adalah pagi hari teraphy ke satu dirumahnya; saya mendengarkan anak beliau yang autisnya, berbicara dengan dua nada dan saya perhatikan hidup dalam dua prilaku. Disisi lain beliau menyuguhkan makanan, taat pada ayah dan ibu, sisi lain beliau seperti bayi usia 1,5 tahun yang baru belajar memegang mainan. Suara 1 adalah remaja seusiaannya dan suara dua adalah bayi kecil. Nah…

Mendengar ibundanya saat diruqyah seperti nenek-nenek, saya langsung menyimpulkan: Jin yang ada dalam diri ibu ini nenek-nenek, dan yang ada pada putra ibu adalah anaknya !

“Iya ustadz. Saya pernah bermimpi, ada wanita tua mendatangi saya dan berkata; ‘saya titip anak saya!’ katanya, dialam mimpi saya tadz” Kata suaminya saat itu.

“Iya ustadz. Saya cek USG itu sejak awal-awal lahir dan diketahui laki-laki namun tidak kembar. Dan setelah anak kesatu lahir, dokter mengatakan masih ada satu anak…” Kata ibunya menimpali, di mobil waktu saya pulang saat itu.

Ini hal yang menjadi modal saya untuk hadir di kunjungan kedua pagi tadi, dengan bekal keyakinan untuk mematahkan leher kuntilanak yang bersarang diwanita itu.

Lalu kapan kesimpulan satu ditemukan?

Disebuah pertemuan paska MegaTraining RehabHati Bogor beberapa waktu lalu, beliau mengajak saya berbincang sambil makan malam. Dan beliau mengungkapkan bahwa anaknya suka melihat photo-photo laki-laki ketika buka youtube, padahal dia laki-laki. Dari sini saya menyimpulkan bahwa autis yang dideritanya tidak wajar, karena ada perubahan pada fitrahnya.

“Syahwat itu tidak akan pernah berubah karena dipengaruhi lingkungan. Jika seorang laki-laki hanya bergaul dilingkungan laki-laki saja selama 100 tahun pun, maka tidak mungkin ada kecendrungan untuk suka kepada laki-laki. Perubahan rasa itu sifatnya internal dari qalbu seorang manusia, tidak external kecuali ada sebuah kekuatan yang meraksukinya; syaitan. Maka saya sangat yakin autism pada typical anak bapa ini hanyalah gangguan syaitan yang solusinya adalah Al Qur’an” Tutur saya waktu itu.

Sesi teraphy pun dimulai, beliau ambil wudhu dan menggunakan mukena. Sebagai catatan, minggu lalu semua keluarga sudah diruqyah kecuali ibu ini. Karena secara kasat mata ia paling sehat, cerdas dan bahkan yang paling tau banyak tentang ruqyah dan rutin meruqyah anak-anak dan suaminya.

Ta’awudz, basmallah…

Ayat Kursi, dikeraskan…

Al falaq, An nass lirih

Sholawat, istighfar [pasien diajak istighfar juga], ‘laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntum minadzolimiin’, bismillahi arqiq…dst, bismillah 3x—audzubillahi wa qudrotihi min syarrima azidu wa ukhadir7x..

Alfatihah, tone 1

Albaqarah 1-4, 102 [karena dia seorang istri], 163-164, tone 2

Albaqoroh 255,256, tone 2 dan Al Baqoroh 257 masih tone 2 diulang 3x.

Alfatihah

Al Baqoroh 284, 285, 286 tone 1. Ngantuk, nguap, mau berhenti dan ngobrolin SSD lagi. Tapi, nahan dikit [ta’awudz] lanjutin ke Al Imron 18-19. Tiup pundak dan kepala bagian belakang… [karena saya dibelakangnya]

Fiufth…

Dan mulai terdengar suara tangisan, merengek. Tangannya pelan tapi pasti bergerak menepuk-nepuk paha, karpet, dan mencari kaki saya untuk ditarik.

Saya menghindar dan memangku sofa diletakan dibelakangnya dan duduk santai disofa itu. Jarak 45cm. Sambil mengulang al Imron 19

Al A’raaf 117, tone 3-4, 118-119-120 tone 5— dan ayat 121-122 tone 7!

Isakan itu perlahan berubah menjadi jeritan-jeritan panjang yang tertahan. Kedua tangannya menutup rapat telinga kanannya. Dan kakinya mulai gaduh, posisi tubuh pasien 20 derajat miring ke kanan.

Seandainya saja saya duduk didepannya, mungkin saya melihat wajahnya mulai membentuk nenek tua itu. Namun saya tetap duduk santai dan mulai mengeluarkan ultimatum..

“NNNNNAH kan??!

Tidak usah berlama-lama kamu sembunyi dan menahan khawatirr disana. Menyerah saja. Sudah berakhir drama kamu selama ini..

Sekarang kamu sudah kapok atau mau dengarkan kisah saya tentang ayat ini?” Gertak saya.

Selanjutnya saya kisahkan tentang Musa alaiyhimussalam dan Firaun dengan tukang sihirnya. Jin itu hanya godeg-godeg kepala.. sambil menjerit pelan-pelan. Memang ini gayak lama, namun ibundanya yang duduk persis depan beliau sangat terpukau!

Saya mulai berdiri dan menaikan bitrate ke 256, datar dan konstant mengulang Al Araaf 117-122, diulang-ulang 121-122, juga Yunus 81-82 dan Taha 69.

Sepertinya dia tidak tahan dengan ayat-ayat ini, saya sangat menikmati melihat jin itu mulai kalangkabut tipudayanya. “Mahluk jin! yang kamu tutup itu bukan telinga kamu, tapi telinga manusia ini. Dan Al Qur’an itu tidak hanya didengar kulit ditelinga itu, namun disekujur tubuhnya. Disetiap sel. Maka hentikanlah kebodohan ini. Dan dengarkan ayat ini baik-baik atau pergilah!”

Gertak saya kemudian, menirukan ust. Alahudin Palopo saat ultimatum jin dalam ruqyah masal di MT Palopo beberapa waktu lalu.

Saya mulai membacakan ayat-ayat yang menakutkan, dari surah Al Anfaal ayat 50-51, Fushilat 28-29, Al Mulk 5-10, dll.

Jin itu mulai terguncang dan terdesak, ia mulai bicara;

“Ape..kau mau apeu!” katanya dengan dagu naik dan gigi rapat.

Saya tidak tertarik lagi untuk berbincang dengan syaitan, saat itu saya mengambil minyak bidara murni di meja. Sambil terus membacakan ketiga ayat tadi. Mengambil sendok, mengambil habbat sekitar seperempat sendok dan mendekatkannya kebibir sambil terus membaca. Tidak memberi ruang bagi syaitan itu untuk bahagia..

“Bu, ibu ini puasa ga?” Tanya saya kepada neneknya. Neneknya menjawab tidak, dan saya memamnggil nama wanita ini untuk kemudian meminumkan Habbats itu persis dibawah lidahnya. Kata ust. Rahmat Bekam, disana ada 5000syaraf yang siap mengantar keseluruh tubuh.

Saya letakan dan jin mulai menguasai lagi; “Telan” hardik saya yang ketiga kalinya. Perintah ini kepada jin dan manusianya. Alhamdulillah habbat yang sunnah dan penuh berkah ini mulai masuk dan melakukan penetrasi didalam, sepertinya ibu sudah tidak tahan mau muntah. Dan si nenek sibuk cari plastik.

10 menit kemudian ibu ini sudah muntah, meski sangat dipaksakan. Namun berulang-ulang dan sangat berat. 15 menit dari saat itu wanita ini sudah tersungkur dan terkapar dengan kedua pergelangan tangan gemetar. Seluruh jarinya bergerak dan jin itu mendapat hadiah golok dileher sebelah kirinya. Saya teringat ketika Abuazhar sembelih kambing Aqiqah Rafiq tahun lalu disukabumi. Bunyinya mirip. Wallahu’alam, Allah yang lebih mengetahui apa yang terjadi dengan syaitan itu yang jelas ibu itu terbangun dalam keadaan sangat lemas hingga 30 menit kemudian.

Lemas adalah kondisi lepasnya jiwa dan tubuh dari sebuah belenggu yang telah mengikatnya bertahun-tahun.

Yang menjadi catatan saya, saat jin berkomunikasi dalam teraphy (meminta ampun, menyuruh saya berhenti baca, dll) menggunakan bahasa melayu. Padahal setau saya ibu itu sundanese banget dan memang orang bogor.

Dan Ibunda ibu itulah yang menjelaskan bahwa dia lahir di Palembang. Sempurna. Diagnosa saya tentang akar masalah ada pada leluhur terbukti saat itu. Selanjutnya terbukalah tabir-tabir lain dari ibu dan nenek anak-anak autis yang malang ini.

Neneknya berkisah bahwa sejak muda ibu ini “bisa melihat”, suaminya cerita bahwa istrinya suka meneraphy anak-anak dan dirinya jauh sebelum kuliah, dia sendiri cerita bahwa dulu sering berkomunikasi dengan jin-nya. Juga banyak mengobati teman-teman dan kadang merasa risih kalau ditelpn malam-malam..

Padahal diagnosa teraphy sebelumnya, saya hanya mengumpulkan data silam bahwa ibu ini pernah ikut-ikut tenaga dalam sampai ketingkat mahir. That’s it. Tidak lebih dari itu, dan pagi itu terbongkar.

“Ibu, saya merasakan apa yang ibu rasakan. Sangat sulit menjadi seorang istri, dirumah dengan anak-anak cacat mental. Namun, sebenarnya Allah telah sedang menunjukan kepada ibu selama ini dengan kesulitan yang besar ini sebuah dosa besar bahkan lebih dari sekedar dosa besar”. Jelas saya, sambil membenarkan posisi duduk. Inilah beratnya jadi seorang peruqyah, karena mau-tidak-mau disana kita harus menjadi seorang ustadz dan dokter. Harus memberikan nasihat yang tepat, karena setiap kata-katanya didengarkan pasien.

مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Man ataa kahinan au ‘arofan, fasoddaqo bima yakul faqodkafaro bima unjila ‘ala Muhammad sholallahu alaiyhi wa sallam..

Barangsiapa mendatangi dukun atau peramal..

Lihat, dukun atau peramal. Artinya dua profesi ini sama, atau satu level, dukun dan peramal. Dan dalam hadits ini tidak dikatakan “barangsiapa jadi dukun atau peramal” namun, “Barangsiapa mendatangi dukun dan peramal lalu percaya terhadap apa yang dikatakannya maka sungguh dia telah kafir…

Kafir disini bukan murtad, namun ia telah kufur, atau mengingkari apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sholallahu alaiyhi wa sallam. Apa yang diturunkan kepada Nabi, tidak lain tidak bukan ia adalah Islam.

Sedangkan yang ibu lakukan bukan mendatangi peramal, namun meramal dan menjadi dukun. Meski ibu tidak menyadarinya..

Ibu itu terhenyak diam. Begitupun sang suami dan ibundanya. Kemudian saya melanjutkan; “Namun itu dulu, saat kita tidak tahu. Dan Allah maha pengampun, para malaikatnya tidak mencatatkan sebagai dosa ketika kita tidak mengetahuinya. Hanya saja, racun yang sudah kita telan tetap mengalir dalam darah dan harus dibersihkan. Tugas kita membersihkannya, dan ini adalah perjalanan yang panjang. Banyak hikmah didalamnya”.

Catatan: Ibunda yang duduk didepannya masih aktif melakukan beberapa amalan, selanjutnya adalah target inti. Neneknya. Ini belum tersentuh ruqyah. Baru penonton.

Anak autis, sekilas memprihatinkan; namun sesungguhnya mereka bahagia, hidup bebas bermain tanpa beban. Usia tidak pernah menyeretnya untuk menangis dengan dunia yang berat dan penuh fitnah ini. Bahkan sebenarnya, merekalah yang kasihan kepada kita. Oleh karenanya, saya selalu meminta do’a mereka; ‘Doakan saya braderr, sepertinya saja terlihat hebat barangkali derajat abang lebih mulia diakhirat kelak. Cari saya, jika tidak ada disyurga nanti. Karena dua mukmin yang bersahabat karena Allah akan mencari jika kelak tidak ada disisinya…’

Anak autis, ia bahagia. Ayah dan ibunyalah yang sengsara, sementara tidak ada kesengsaraan meski sehelai saja didunia ini melainkan disebabkan oleh tangan kita sendiri.

Dan kesulitan-kesulitan itulah yang mendewasakan kita, kesusahan-kesusahan itulah yang membangunkan kita untuk memaksa kaki melangkah dan berjalan berlari mengejar waktu. Ketidakberdayaan-ketidakberdayaan itulah yang kemudian membuat kita tersadar lagi bahwa kita ini lemah dan kecil, sangat rendahan dan hina dihadapan Allah yang maha gagah perkasa.

Dan anak autis itu akan menjadi saksi di akhirat bahwa telah datang islam kepada kita tapi kebanyakan manusia mengingkarinya,

Dari simpul-simpul masalah itu kemudian manusia mencari hingga dipuncaknya, dan Allah maha sempurna rencananya. Autis tidak bisa sembuh dirumahsakit. Tidak ada nominal uang yang pantas ditukar untuk membeli kesembuhan dari penyakit ini..

Sehingga orang sekaya apapun akan bertekuk lutut dan kembali berkata; “balaa syahidna!”

Seandainya obat Autis itu bisa dibeli diwarung sebelah, maka betapa murahnya harga sebuah kemusyrikan itu disisi Allah?

Tauhid adalah penentu nasib seseorang di negeri akhirat yang luas dan kekal, maka akankah obat yang berharga ini jual dengan harga murah?

Selebihnya adalah rahasia-rahasia dari lautan hikmah-Nya yang belum terungkap. Tidak semua autis itu gangguan syaitan, namun Al Qur’an adalah solusi menyeluruh untuk semua masalah. Termasuk masalah Autism. Wallahu Ta’ala ‘Alam[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]