“Apabila Allah telah mengumpulkan orang orang yang terdahulu dan orang orang kemudian dihari Kiamat, maka akan diangkatlah sebuah panji untuk setiap penghianat, lalu dikatakan: “Inilah penghianat fulan bin fulan” (Al Bukhari 5709, Muslim 3265 dari Umar Radiyallahu Anhu)
ღبِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيღ
Perkenankan kembali, pena ini kugoreskan dengan menyebut Asma Nya,
Kuawali dengan salam dari Syurga Nya; “Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh”, semoga Kesejahtraan Shalawat serta Salam senantiasa dicurahkan kepada Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi wa Salam, para Sahabat, tabiin tabiat dan generasi Ash-Salaf As-Shalih, para Ulama pewaris Nabi hingga kita sebagai Ummatnya di akhir Jaman ini.
Semoga Allah meridhai, menyayangi, mencintai dan Merahmati para pejihad yang meninggikan kalimat tauhid dengan tetasan darahnya digaris depan. Semoga Allah meridhai, menyayangi, mencintai dan merahmati para Ulama pejihad Dakwah yang mewarisi Ilmu Nabi yang dishalawati Allah dan semua mahluk Nya, hingga semut semut disarangnya dan ikan ikan dilautan.
Semoga Allah meridhai, menyayangi, mencintai dan Merahmatimu wahai saudara saudariku yang tengah menyingsingkan lengan bajunya, meneguhkan hati dan berbaur dengan jemaah di taman taman Ilmu di semesta Nya. Semoga Allah menajamkan hatimu dalam menangkap Hikmah Hikmah Nya, memberkati jalananmu sebagai Jihad untuk ikut serta mengikis pemikiran pemikiran batil yang bermula dari kebodohan dan memperturutkan hawa nafsu tanpa Ilmu dan Iman..
Ikhwatalil Iman,
Ada kalanya kata maaf itu begitu mahal, begitu sulitnya untuk memaafkan.
Bukankah setiap orang yang hadir dalam kehidupan kita itu telah dikirim oleh Allah ta’ala. Wajah wajah yang datang silih berganti itu telah membentuk sebuah rangkaian sejarah di archive masa lalu kita, yang mengantarkan kita kepada hari ini.
Bukankah Allah ta’ala mengetahui setiap lembar daun yang menguning kemudian jatuh ketanah?Apakah mungkin seraut wajah dengan cinta itu datang dalam hidup kita tanpa sengaja, lalu pergi dengan kebencian dan kita membencinya? Sungguh tidak ada pernah ada kata kebetulan dalam kamus Iman.
Semuanya telah terencana dengan Pengetahuan Ilmu Nya yang sempurna,
Kebaikan yang tidak kita lihat tersembunyi rapi dalam bingkai Hikmah Kemahaan Nya.
Mari kita lepaskan sejenak saja, dan renungkan..
Hal apakah sekiranya yang mendorong kita untuk membenci Manusia lain?
Analisa kembali, tentang siapa yang diuntungkan dalam bisnis benci-membenci ini. Tentu kita dan dia sangat dirigikan, secara syariat, hakikat, bisnis, sosial, mental bahkan spiritual. .
Subhanallah,
Maha Suci Allah Dzat yang Maha tinggi dan Penyantun
Maha Suci Allah Ta’ala yang telah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang mu’min itu adalah saudara, maka berbuat baiklah (damaikanlah) antara kedua saudaramu.” (al-Hujurat: 10)
Shadaqta ya Rasulullah..
Insan mulia berahlaq Al Qur’an yang telah bersabda:
“Janganlah engkau semua saling putus memutuskan (hubungan persahabatan atau kekeluargaan) jangan pula saling belakang membelakangi dan janganlah benci membenci serta jangan pula dengki mendengki dan jadilah engkau semua, hai hamba-hamba Allah sebagai saudara-saudara. Tidak halal bagi seorang Muslim meninggalkan (tidak bersapa dengan) saudaranya lebih dari tiga hari.” (Muttafaq ‘alaih dari Anas r.a )
Saatnya kita mulai bertanya kepada diri kita.
Siapakah sekiranya yang menanam kebencian yang begitu dalamnya?
Siapakah yang telah menghembuskan api permusuhan dan fitnah diantara insan beriman?
Hanya si Iblis Jelek Laknatullah yang sangat berbahagia dan bertepuk tangan dengan penderitaan dua insan yang saling membenci, kita berada dipihak pembeli yang dirugikan. Karena kebencian itu salah satu dagagan Iblis.
Jabir r.a., berkata:
Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Sesungguhnya syaitan itu sudah berputus asa untuk dapat disembah oleh orang-orang yang shalat di daerah jazirah Arabiah, tetapi masih tetap dapat membuat kerusakan diantara mereka itu (para penduduk di situ).” (Riwayat Muslim, Riyadhussalihin) Attahrisy artinya, membuat kerusakan dan mengubah-ubah hati mereka serta mengusahakan supaya mereka itu saling putus memutuskan hubungan persaudaraan dan persahabatan.
Mari kita bersama sama buat Iblis lebih berputus asa lagi..
Ketika dua tangan bertemu, dan dua hati mendekat dalam dekapan ukhuwwah (Persaudaraan) maka, si Iblis Jelek Laknatullah itulah yang menanggung derita dan gagal total, kita bisa merasakannya dengan hati kita yang terasa ebih besar dari ukuran biasanya.
Kita tidak akan dirugikan sedikitpun karena telah meminta maaf!Dengan memaafkan maka tidak ada pihak yang dirugikan! Tidak usah mengedepankan ego, tentang siapa yang seharusnya meminta maaf terlebih dahulu.
MULIA DENGAN MEMAAFKAN
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu,
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Suatu sedekah tidak akan mengurangi harta, Allah tidak akan menambah kepada seorang hamba yang suka memberi maaf kecuali kemuliaan, dan seseorang tidak merendahkan diri karena Allah kecuali Allah mengangkat orang tersebut.” (Riwayat Muslim).
Memberi maaf berarti bersedekah,
Dan Allah akan mengangkat derajatnya.
Itulah hal yang membuat jiwa orang beriman menjadi tenang dan lapang untuk memaafkan. Karena dalam sikap memaafkan itu ada seni dan estetika mulia, dimana ia meraih Pujian dari Allah Azza Wajala. Bukan nilai dari manusia.
Beda halnya dengan sikap tidak memaafkan,
Dengan sendirinya hal ini kita mulai menebarkan masalah lain, kita menyakiti hati saudara kita yang telah melembutkan hatinya untuk minta maaf.
Dari Abu Dzar Radliyallaahu ‘anhu
Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, bahwa Allah ta’ala Berfirman:
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan diri-Ku dari kedholiman dan Aku telah mengharamkannya kepadamu, oleh karena itu janganlah saling berbuat dholim.” (Ditakhrij dari Riwayat Muslim)
Saat kita memutuskan untuk membenci,
Dihati kita ada titik hitam, atau berupa ruang yang tertahan atasnama kebencian.
Dari ruang itu terciptalah ruang ruang kebencian lain didalam kehidupan nyata kita, ruang hidup kita menjadi lebih sempit dari biasanya.
Padahal Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wa Salam,
Telah berpesan kepada kita ummatnya, dengan sindirannya yang indah:
“Mereka bertemu, lalu seorang berpaling dan lainnya juga berpaling”, padahal sesuai riwayat muslim Rasulullah saw bersabda: “Janganlah engkau memandang rendah bentuk apapun dari kebaikan, walaupun engkau hanya bertemu dengan saudaramu dengan muka manis.”
Mari saudaraku,
Islam mengajari kita maaf yang sempurna..
Tidak perlu bertanya siapa yang seharusnya meminta maaf..
Urusan sakit hati hanyalah kelalaian jiwa kita yang terus terlarut larut memikirkan sisi duniawi, hati yang liputi keduniawian, sehingga kita lebih mementingkan hari hari yang fana ketimbang ampunan Nya dihari yang kekal.
Segera ulurkan tangan dan tebarkan maaf, jadilah hamba hamba yang bersaudara dan mulia disisi Nya.
Inysa Allah..
U R G E N S I M A A F
Kenapa sikap maaf ini harus dimiliki seorang yang mengaku beriman?
Imam An Nawawi dalam salah satu Kitabnya, Riyadhussalihin (Taman Taman Surga).
Telah mengabadikan sebuah Hadits yang diriwayatkan dari Abu Khirasy (Hadrad bin Hadrad al-Aslami/Assulami Asshahabi r.a) bahwasanya ia mendengar Nabi s.a.w. bersabda:
“Barangsiapa yang meninggalkan (yakni tidak menyapa) saudaranya selama setahun, maka ia seolah-olah mengalirkan darahnya (dosanya seperti membunuhnya).” (Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih)
Rasulullah saw bersada:
“Semua amal manusia diperlihatkan (kepada Allah) pada setiap Jum’at (setiap pekan) dua kali; hari senin dan hari kamis. Maka setiap hamba yang beriman diampuni (dosanya) kecuali hamba yang di antara dirinya dengan saudaranya ada permusuhan. Difirmankan kepada malaikat : ”Tinggalkanlah atau tangguhkanlah (pengampunan untuk) dua orang ini sehingga keduanya kembali berdamai” (HR Muslim : 4/1988, Riwayat dari Abu Hurairah Ra)
Subhanallah..
Maha Tinggi Dzat Allah yang Maha Pengampun.
Urgensi lain dari Maaf adalah tentang hari mahysar yang dahsyat, dihari Itu para penghianat di dunia akan diberi tanda Panji pengenal yang dilihat seluruh manusia..
PANJI PANJI PENGHIANAT DI HARI KIAMAT
Ibnu Ummar Radiyallahu Anhu, berkata:Rasulullah saw bersabda: “Apabila Allah telah mengumpulkan orang orang yang terdahulu dan orang orang kemudian dihari Kiamat, maka akan diangkatlah sebuah panji untuk setiap penghianat, lalu dikatakan: “Inilah penghianat fulan bin fulan” (Hadits Marfu Al Bukhari 5709, Muslim 3265, Tirmidzi 1507, Abu Daud 2375)
Hadits diatas juga diriwayatkan Abdullah Bin Mas’ud Ra dalam Al Bukhari 2949, Muslim 3268 dan Ibn Majah 2863. Juga diriwayatkan Oleh Annas Radiyallahu Anhu (Al Bukhari 2949, Muslim 3270 dan Imam Ahmad)
Maha Suci Allah!
Yang telah menyembunyikan aib kita di dunia, dan menyembunyikan Aib kita diakhirat bagi siapa saja yang dikehendaki Nya.
Lalu bagaimanakah ketika hati kita telah melembut,
Merendahkan hati dan mengulurkan tangan kepada saudara kita, lalu maaf kita ditolak?
SAAT MAAF KITA DITOLAK?
Masha Allah..
Sungguh Islam ini sempurna saudaraku,
Rasulullah Sholallahu Alaihi wa Salam telah memberi gambaran jelas tentang jawaban dari pertanyaan ini.
Dari Abu Ayyub Radliyallaahu ‘anhu
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Tidak halal bagi muslim memutuskan persahabatan dengan saudaranya lebih dari tiga malam. Mereka bertemu, lalu seorang berpaling dan lainnya juga berpaing. Yang paling baik di antara keduanya ialah memulai mengucapkan salam”. (Muttafaq Alaihi)
Sederhananya, ketika kita telah mengutarakan penyesalan kita dan meminta maaf atas kesalahan kita kepada yang bersangkutan maka kita terlepas dari ancaman dosa. Tentu setelah kita menunaikan hak hak dari orang yang kita mintai maafnya. Namun jika yang dimintai maaf itu tidak menjawab salam kita, maka ia tetap berdosa dan kita telah berlepas diri.
Imam Nawawi menjelaskan dalam Riyadhussalihin,
Dalam Hadits dari sanad lain, dari Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: “Tidak halallah bagi seorang mu’min itu meninggalkan (yakni tidak menyapa) seorang mu’min lainnya lebih dari tiga hari. Jikalau telah berjalan lebih dari tiga hari, maka hendaklah menemuinya dan mengucapkan salam padanya. Jikalau yang diberi salam itu membalas ucapan salamnya, maka keduanya telah berserikat (yakni sama-sama) memperoleh pahala, tetapi jikalau yang diberi salam itu tidak membalas padanya, maka ia telah kembali dengan membawa dosa, sedang yang sudah memberi salam itu telah keluar dari sebutan meninggalkan (yakni tidak dianggap bahwa ia tidak menyapa).”
Hadits diatas diriwayatkan oleh Imam Dawud dengan isnad hasan.
Imam Abu Dawud berkata: “Meninggalkan (yakni tidak menyapa) ini kalau karena Allah Ta’ala (misalnya yang tidak disapa itu seorang fasik atau suka kebid’ahan dan lain-lain yang tidak dibenarkan menurut agama) maka dalam hal yang sedemikian itu tidak ada dosanya sama sekali.”
Insya Allah,
Setelah kita mampu memaafkan atau mengulurkan tangan meminta maaf kita akan mendapati ruang lebih lapang. Disana kita tidak memiliki lagi batasan ruang ruang dalam hidup kita.
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Janganlah kalian saling hasut, saling najsy (memuji barang dagangan secara berlebihan), saling benci, saling berpaling, dan janganlah sebagian di antara kalian berjual beli kepada orang yang sedang berjual beli dengan sebagian yang lain, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Muslim adalah saudara muslim lainnya, ia tidak menganiaya, tidak mengecewakannya, dan tidak menghinanya. Takwa itu ada disini -beliau menunjuk ke dadanya tiga kali- Sudah termasuk kejahatan seseorang bila ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim bagi muslim lainnya adalah haram baik darahnya, hartanya dan kehormatannya.” (Riwayat Muslim)
Maaf adalah kemenangan besar bagi manusia,
dan kekallahan besar bagi Iblis Musuh Nyata Manusia, yang bersembunyi dalam hati dan menyelinap dalam darah.
Salam Bahagia,
Al Faqir Ilallah
Nuruddin Al Indunissy
Riyadh 2011