Pagi yang cerah di Kota Kudus, lokasi pelatihan hanya 10 menit dari hotel tempat saya menginap. Avanza putih mengantar kami ke Gedung PMI Kudus, disambut para sahabat dan team RehabHati dari Blora yang menyelenggarakan acara ini.
“Saya aplikasikan tuntunan teknis ruqyah untuk caesar kepada istri saya kemarin malam, Alhamdulillah lahir normal setelah berjuang dirumahsakit!” katanya begitu semangat.
“Alhamdulillah, bagaimana ceritanya?” Saya menyambutnya dengan semangat pula. Hari masih sangat pagi, jam 7.45, peserta mulai berdatangan. Dan beberapa orang menyalami saya.
“Istri saya pecah ketuban, dan ketika di-cek bidan baru bukaan 1” katanya mengawali kisah heroiknya.
Sebagai catatan, istilah ‘bukaan’ atau dilatasi ini adalah proses terbukanya mulut rahim pada seorang ibu dimulai dari 1cm, 2cm, 3cm sampai 10cm secara bertahap. Dalam keadaan normal, akan ada rasa mulas yang menyebabkan rahim mengkerut/meremas bayi didalam hingga ia terdorong ke mulut rahim dan sedikit-sedikit terjadi bukaan.
Dalam beberapa kondisi bukaan satu bisa terjadi dalam waktu beberapa hari, bahkan beberapa minggu, tanpa kontraksi berarti -kurang dari satu menit lamanya. Tapi pada sebagian orang, hanya mengalami 2 hingga 6 jam atau sepanjang 24 jam saja.
Sedangkan ketuban ini adalah cairan [amnion] yang terdapat dalam rahim ibu, tempat bagi bayi berenang, terjaga dari benturan, menghangatkannya, tranfusi oksigen, membasahi ari-ari sebagai jalan masuk nutrisi bagi bayi dan fungsi lainnya nanti ketika pecah ia membersihkan jalan keluar bayi.
“Saya langsung disarankan caesar, karena ketuban pecah. Dan saya menolak. Beruntung sekali malam sebelumnya saya baca catatan tehnik ruqyah untuk membantu proses lahiran yang ustadz tulis itu” Lanjut beliau kemudian.
“Alhamdulillah. Terus selanjutnya bagaimana?” Jawab saya, dan bertanya lagi.
“Itu jam 11 malam. Setelah saya tanda-tangani, bidan berkata; ‘Bapa punya waktu 6 jam untuk menunggu, setelah itu tidak ada jalan lain”. Lanjutnya, saya mulai melihat matanya mulai berkaca dan debaran dijantungya.
“Saat itu saya bertekad untuk meruqyahnya. Saya ruqyah berjam-jam tadz. 2 hingga 3 jam. Dan ada hal yang aneh, ditengah perjuangan saya bidan memberitahukan bahwa HB istri saya adalah 6. Ini pertama kali terjadi seumur hidup tadz”. Lanjutnya.
“Rumahsakit itu merujuk saya kerumahsakit yang ‘standard’ di Blora”. Lanjutnya lagi, saya mendengarkan dan menunggu klimaksnya.
“Saya berpacu dengan dokter tadz. Saya dapat info dokter sudah menuju kerumah sakit. Dan ketika dokter cek, Alhamdulillah.. HB-nya sudah naik jadi 9. Saya ruqyah sampai nangis-nangis masya Allah tadz..” Lanjutnya.
“Memang begitu. Ruqyah yang sungguhan itu melibatkan emosi hingga berkeringat dan bercucuran air mata! Tidak lurus-lurus saja”. Jawab saya.
“Dan dokternya mengatakan. ‘Ini sudah bukaan 9, ngapain dirujuk. Ini bisa lahir normal!’ begitu kata dokternya tadz. Masya Allah… saya sujud tadz. Saya sujud syukur. Anak ke 4 saya lahir normal”. Lanjutnya, mengakhiri kisahnya.
“Begitulah, Allah ingin menguji hamba-Nya hingga ketitik 0 kepasrahan kita kepada-Nya. Dititik puncak tawakal itulah do’a kita dikabulkan. Subahanallah…” Jawab saya.
Ini, adalah sekian banyak dari Testimonial dari peristiwa-peristiwa menakjubkan diberbagai kota di dunia tentang “The Power of Tawakkal!”.
Silahkan shared, agar menjadi harapan dan solusi alternatif bagi hamba-hamba Allah yang sedang menanti lahirnya sang cahaya yang menambah suasana bahagia ditengah-tengah rumahtangganya.