Logo

bunga tegar ditepi telaga

bunga tegar ditepi telaga

subhanallah..
Ada bunga tegar diantara rerumputan
Ditepian telaga kerinduan, ahk..mungkin sejujurnya bukan sendu-sendu rindu namun sedih. Benarkah..

Benarkah..benarkah aku gagah hingga mengabadikan kesedihan dihalaman depan rumah. Akh..

Bukankan itik-itik yang lewat akan menatapku heran. Biarlah..biarlah.

Semoga bait ini indah saat engkau baca nanti, bunga kecil..

Bunga yang ia senantiasa sabar dan tersenyum. Temanku, mungkin temanmu hanya kamu dan Dia yang menjadi sebab kita ada dibelantara fana ini.

Wahai malam..
Jangan diam! Katakan sesuatu agar gemuruh ini reda dah redha. Ya latif..yaa Latif..

Prasangkaku tetap indah untuk-Mu. Untuk-Mu yang telah perkenankan jemari ini bebas menari.

Maafkan aku..maafkan aku.
Jangan matikan aku esok pagi..
Aku masih ingin memeluknya dengan halal kelak, mengutarakan keresahan tentangku.

Maafkan aku..
Jangan matikan aku esok hari, agar seongok daging hina ini sempat memeluk ruh-ruh yang kini menjauh..

Sesungguhnya ukhuwah ini, cinta ini, tepatnya sahabat-sahabat ini adalah anugerah darimu. Sekedar titipan yang akan Engkau ambil. Maka, maafkanlah kedzalimannya dan tenangkan hatinya agar aku tenaaang saat aku menemui-Mu nanti ya robbi.

Ya robbi, maafkan syair nakal ini. ‘kucinta cara-Mu mencintaiku’

♥ Nai