Logo

“Jangan Tukar Aqidahmu dengan Cokelat Valentine!”

“Jangan Tukar Aqidahmu dengan Cokelat Valentine!”

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertanggung jawabnya.” (QS. al-Isra’: 36).

Adik adikku, ini adalah referensi hukum sangat penting.

Sebelum melihat sejarah Valentines day, terlebih dahulu kita lihat langsung Hukum Shahih tentang Merayakan Valentine’s Day ini Agar kita tidak ikut ikutan memuja syaitan dengan embel embel hari kasih sayang..

Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikirannya. Apalagi bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syi’ar dan kebiasaan.

Padahal Rasul saw telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam: “Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. at-Tirmidzi).

Bila dalam merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali St. Valentine (seperti sejarah valentines) maka tidak disangsikan lagi bahwa ia telah kafir. Adapun bila ia tidak bermaksud demikian maka ia telah melakukan suatu kemungkaran yang besar.

Ibnul Qayyim al Jauziyah berkata;
“Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya bagimu!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang telah bersujud kepada Salib. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah q dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid’ah atau kekufuran maka ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah ” (Lihat: Ahkam Ahli adz-Dzimmah, juz. 1, hal. 441)

Abu Waqid ra meriwayatkan: Rasulullah saat keluar menuju perang Khaibar, beliau melewati sebuah pohon milik orang orang musyrik, yang disebut dengan Dzaatu Anwaath, biasanya mereka menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut. Para sahabat Rasulullah n berkata, “Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami Dzaatu Anwaath, sebagaimana mereka mempunyai Dzaatu Anwaath.” Maka Rasulullah n bersabda, “Maha Suci Allah, ini seperti yang diucapkan kaum Nabi Musa, ‘Buatkan untuk kami tuhan sebagaimana mereka mempunyai tuhan-tuhan.’ Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang yang ada sebelum kalian.” (HR. at-Tirmidzi, ia berkata, hasan shahih).

Syaikh al-Utsaimin ketika ditanya tentang Valentine’s Day mengatakan:
“Merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena: Pertama: ia merupakan hari raya bid‘ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari‘at Islam. Kedua: ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para Salaf Shalih (pendahulu kita) –semoga Allah q meridhai mereka-. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya.” [al-Fatawa asy-Syar’iyah Fi Masa’il al-Ashriyah Min Fatawa Ulama al-Balad al-Haram, Syaikh Khalid al-Juraisiy, hal 1022]

Demikian, Hukum telah terang benderang.

Untuk lebih Clear-nya, agar kita paham dan tidak ikut ikutan mari kita ikuti ringkasan sejarah kapan dan darimana kata Valentine ini dimulai, silahkan disimak.

RINGKASAN SEJARAH VALENTINE

Perayaan Valentine ini berawal dari sebuah kebiasaan romawi jadul yang merupakan rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno yang dikenal dengan Lupercalia (13-18 Februari).

Dan ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari.

Kematian si St Valentine yang dianggap pahlawan kasih sayang inilah yang kemudian dibesar besarkan orang kristen dan sayangnya, remaja muslimin pun ikut memujanya..

Ada satu versi yang mengatakan, Bahwa saat itu Kaisar Roma melarang para pemuda untuk menikah, karena kerajaan butuh banyak tentara, Kaisar menganggap pria yang belum nikah lebih gagah, namun St. Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga ia pun ditangkap dan dihu kum gantung pada 14 Februari 269 M (The World Book Encyclopedia, vol. 20, 1993).

Jadi saya simpulkan; menyedihkan sekali remaja Islam yang ikut ikutan mengagungkan Saint Valentine ini, dan bagi yang tidak kebagian cokelat… ga usah risau, kita malah seharusnya merisaukan mereka yang ikut ikutan hanya ketidak tahuan..

Be smart! Be Confident.
And let’s say NO to Valentine’s Day! Because we are Moslem.

Hukum telah terang benderang, tidak ada alasan lagi untuk ikut ikutan salam salaman apalagi bermesraan sesama non muhrim di hari kasih sayang..

Keterangan telah disampaikan, dan menyebarkan pengetahuan ini adalah bagian dari dakwah,
Bagi adik adik yang telah membaca dan memahami, segera ingatkan yang lain agar segera ikut berperan serta untuk menyatakan perang dengan paham Valentine ini.

Jangan sampe upacara pemujaan Iblis ini di puja juga oleh saudara saudari remaja muslim kita yang belum tahu, naudzubillah..

Islam adalah agama yang sempurna yang mengajarkan cinta, tidak perlu kita mencintai dan mendambakan kebudayaan yang merusak akidah secara tidak kita sadari.

Allah berfirman; “Kecintaan-Ku adalah bagi mereka yang saling mencintai karena Aku, yang saling berkorban karena Aku dan yang saling mengunjungi karena Aku.” (Hadits Qudsy; HR. Ahmad).

Semoga catatan kecil ini menjadi bagian dakwah dalam memerangi paham pengecoh missionaris dan illionist dalam membutakan umat islam..

“Jangan tukar Aqidahmu dengan Cokelat Valentines Day!”

Catatan;
Sangat banyak referensi mengenai Valentines Day ini di Internet dan Ensiklopedi, sengaja saya suguhkan dari satu sumber yang mewakili. Seluruh materi Isi dalam catatan ini di Adopsi dan dimodifikasi dari Ebook “Ada Apa dengan Valentines Day”, untuk selengkapnya silahkan baca buku digitalnnya langsung di laptop atau pc antum di link berikut; http://www.alsofwah.or.id/download/Ebook%20Valentine.pdf

Silahkan dishared dan disebarluaskan semoga menjadi amal masing masing dan semoga di ridhoi Allah azza wajala dalam rangka saling mengingatkan dan berbagi.

Kepada yang ana tag, mohon maaf jika menimbulkan ketidaknyamanan. Tidak ada niat menggurui, semata mata agar Catatan ini tersebar luas dan membantu kepada yang membutuhkan.


Ahukumfillah,
Nuruddin Al-Indunissy
Riyadh 2011