Saat dulu engkau ahli maksiat, jiwa itu diam. Diam bukan tenang, namun bisu mungkin menangis. Sekarang engkau mulai hijrah dan beramal dari sedikit ilmu yang engkau tau. Namun jiwa itu tetap saja begitu, ia tidak bahagia..
Jujurlah, bicaralah dan dengarkanlah nurani bicara tentang apa yang ia risaukan. Sungguh jiwa itu akan tetap rusuh bergemuruh jika “ruh” ikhlas itu tidak pernah ada. Hanya dengan ikhlas maka jiwamu akan menenang, karena disana engkau akan mendapat pujian dari rabb yang maha agung dan di tonton para malaikat!!
Disanalah jiwamu menemui telaganya, ia melepas dahaga dan berbahagia. Ia tenang karena keyakinan bahwa amalnya telah terdokumentasi dengan baik, ia tenang karena passive income untuk pendapatan akhiratnya terus bertumpuk-tumpuk hingga kelangit!
Selama engkau berharap kepada manusia, maka diujung sana akan ada kekecewaan. Ini pelajaran untukmu, saudaraku yang merasa letih dalam dakwah. Ingatlah, bahwa futur itu cerminan rusaknya akidah dan ketidakpahaman tentang hakikat dan tujuan penciptaan..
Kita ini bukan penduduk asli bumi, kita ini mahluk asing di bumi ini. Makanya engkau kecewa, karena engkau beramal untuk manusia, bekerja untuk dunia. Hahaha..