Bismillahirahmanirrahiim. Semoga tehnik-tehnik yang dikembangkan dalam team Komunitas Quranic Healing ini menjadi jalan untuk menggapai keridho’an Allah dan menjadi solusi sehat untuk ummat dalam satu visi memerangi konfirasi musuh-musuh Allah yang dzalim terhadap manusia.
Allahuakbar! Saya bersaksi tiada sembahan yang wajib di ibadahi selain ALLAH dan Muhammad adalah Rasull-Nya. Tentu kemudahan ini adalah dari Allah Azza wa Jalla. Saat ini sudah saatnya meninggalkan metode ruqiyyah passive, atau meruqiyyah dengan hanya melantunkan Ayat-Ayat Al Quran dan do’a dengan harapan jin akan takut, taubat dan keluar.
Ruqiyyah Aktif adalah metode mutakhir dengan optimalisasi gerakan atau kinestetik sebagai salah satu bentuk “ikhtiar” yang dikombinasikan dengan do’a, pelantunan ayat-ayat khusus dan keterlibatan indra tubuh dalam memusnahkan sihir dengan mengembangkan tehnik yang pernah dicontohkan Rasulullah Sholallahu Alaiyhi wa Sallam.
Banyak praktisi ruqiyyah yang gagal dalam mengatasi sihir karena lemahnya atau keterbatasan pengetahuan tentang musuh dan hadits-hadits yang mereka ketahui. Selain itu, mereka membatasi dirinya untuk berjalan dalam satu hal yang baku. Padahal tuntunan Rasulullah Sholallahu Alaiyhi wa Sallam dalam ruqiyyah adalah isyarat yang perlu kita pelajari lebih lanjut.
Misalnya ketika Aisyah Radiyallahu Anha mengisahkan metode penyembuhan yang dilakukan Rasulullah SAW dengan menempelkan telapak tangan (seperti diriwayatkan Utsman ibn Abi al-‘Ash ats-Tsaqafi) bukan berarti itu adalah cara baku dan semua diluar itu adalah bid’ah. Tangan beliau adalah isyarat bahwasannya kita bisa mengoptimalkan berbagai gerakan untuk melumpuhkan musuh-musuh Allah yang mendzalimi manusia. Ini terbukti dengan ditemukan tehnik lain yang diriwayatkan hadits lain semisal tehnik pijatan yang diriwayatkan Sufyan bin ‘Uyainah, tehnik usapan atau sapuan yang diriwayatkan Ibnu Abbas, tehnik hembusan yang diriwayatkan jabir bin Abdullah dan Ali Bin Abi Thalib Ra, tehnik Pukulan/Ketukan/Tepukan yang dikisahkan Mathar bin Abdur Rahman, dan berbagai tehnik yang kemudian dikembangkan dengan menggunakan alat bantu seperti sapu lidi, pena besi dll.
Dan Alhamdulillah, berbagai tehnik yang kami kembangkan dengan experimen dan keyakinan itu menjadikan buah yang bermanfaat untuk ummat. Selengkapnya tentang berbagai tehnik tingkat lanjut ini bisa di ikuti dalam berbagai Sinergi Pelatihan Rehab Hati & Quranic Healing yang tengah kami gelar diberbagai kota di Indonesia.
Dan, semoga kisah berikut ini akan menjadi ibrah bagi para praktisi ruqiyyah dan calon praktisi yang ingin ikut serta dalam peperangan melawan kedzaliman Jin terhadap manusia.
Sebenarnya banyak sekali pengalaman yang saya temui dalam melakukan eksekusi ruqiyyah terhadap sahabat yang datang ke Kantor Rehab Hati, hingga tidak mungkin untuk dikisahkan semua. Namun diantaranya ada beberapa yang dirasa perlu diketahui sahabat Rehab Hati dan Quranic Healing (RHQH).
Hari minggu 2 Desember kemarin, kantor Rehab Hati Bandung menerima kunjungan dari sepasang suami-istri muda dari Soreang. Pernikahan mereka juga masih berumur jagung dan sudah dikaruniai satu anak. Mereka mengeluhkan gangguan jin sejak selesai Akad nikah 2 atau tiga tahun lalu.
Gangguan jin terhadap mereka ini dikategorikan santet atau ganguan dari konfirasi Tukang Sihir, Iblis dan Jin. Sesuai hasil diagnosa, diketahui bahwa ada seorang wanita yang tidak senang mereka menikah hingga menyewa tukang sihir untuk mengirimi jin-jin dan menyakiti pasangan suami istri tersebut.
Untuk pertama kalinya, ruqiyyah dilakukan terhadap si suami. Dan dari jin kristen yang telah dilumpuhkan yang kemudian (Alhamdulilah bersyahadat) diketahui bahwa kontrak jin dan tukang sihir itu 6 tahun. Jin itu di ikat dalam batu yang dimasukan di dada kirinya. Alhamdulillah kontrak itu atas izin Allah saya putus sepihak ditahun ke 2 ini dengan cara mengislamkan jin-nya hingga ia diberi kekuatan oleh Allah utnuk memutuskan rantai yang mengikatnya. [fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”][Alhamdulillah rekaman video untuk ruqiyyah ini masih tersimpan, dan pasien adalah sahabat saya sendiri yang berteman di Facebok].
Setelah jin itu masuk islam dan diganti namnay, dia memberikan informasi bahwa di tubuh istrinya pun banyak terdapat Jin dari sumber yang sama. Si suami tadi Alhamdulillah kemudian menjadi pengunjung setia kantor Rehab Hati dan ikut kajian setiap malam jum’at, terakhir beliau pun ikut Pelatihan Rehab Hati dan Quranic Healing sesion 5 yang diselenggarakan di Mesjid Raya Bandung 25 Nopember lalu.
Setelah diruqiyyah dan ikut pelatihan Alhamdulillah beliaulah yang kemudian meruqiyyah istrinya sesuai saran saya selepas meruqiyyah dia. Dia mengisahkan, atas izin Allah telah mengeluarkan dan mengislamkan 11 jin dari tubuh istirnya. Alhamdulillah, saya seperti ust Perdana Akhmad dan para Peruqiyyah lain membiasakan untuk MENDIDIK para pasien menjadi peruqiyyah juga. Kami berharap, setidaknya jika gangguan sihir itu tidak sirna atau sembuh, insya Allah penyakit syirik yang menjadi awal mula melemahnya ketauhidan mereka sembuh.
Si suami tadi (sebut saja namanya kang Andi, nama asli dan insya Allah beliau tidak keberatan disebutkan namanya) berkisah pengalaman seru pertamnya meruqiyyah istrinya. Adalah hal yang tidak wajar jika tiba-tiba istrinya memukul wajah beliau dan memaki-maki beberapa menit setelah dibacakan ayat ruqiyyah dan dipijat di daerah kaki yang sakit.
Jin-jin kiriman itu, seperti yang saya ketahui sangat kasar dan berbahasa sunda. Mereka mengaku dari garut, pamengpeuk bahkan sukabumi. :D
Namun dari jin-jin yang agresif ini saya dan kang Andi punya pengalaman untuk melumpuhkannya atas izin Allah. Tentu saja, mungkiin ini bukan kisah pertama namun semoga ada hikmahnya buata sahabat semua.
Setibanya di kantor Rehab Hati selepas ashar sore kemarin, istri kang Andi (sebut saja teh Rindi, jika saya tidak salah menyebutkan nama) merasakan kedinginan yang luar biasa terutama dibagian paha hingga kebawah.
Bagi saya ini hal biasa, ada saja hal aneh ketika pasien berkunjung atau bertemu. Dari linglung lupa jalan, menggigil, menangis atau bahkan sangat sering janjian batal karena pasiennya ngamuk tidak mau dibawa ke kantor RH. Namun, si teteh dan kang andi mengira itu dingin karena kehujanan.
Setelah pasien duduk, saya bertanya tentang rasa dingin yang dirasakannya. Dia mengatakan seluruh tubuhnya sekarang dingin, dan kaki seperti es. Saat itu saya mulai memakai sarung tangan dan meminta izin sama kang andi untuk mulai meruqiyyah istrinya bersama-sama dengan beliau. Dan kita mulai berdo’a bersama, meminta kesembuhan dan pertolongan kepada Allah.
Setelah itu saya meletakan tangan kanan di kepala untuk scanning atau deteksi dimana lokasi jin dalam tubuh, sebenarnya lokasi sudah diketahui didalam kaki beliau namun saya berharap ketika dipegang kepalanya ada panas yang menyebar keseluruh tubuh hingga dingin itu sirna atas izin Allah. Namun Qadarullah itu tidak berhasil, karena pasien tidak merasakan apa-apa dari tangan saya. Biasanya ketika diletakan ditubuh pasien, pasien langsung kepanasan atau setidaknya merasakan hangat atau dingin yang menyebar.
Dan saya mulai membacakan surat Al Anam 103, 3 hingga 5 kali. Dan si teteh terlihat menggigil hebat sambil menahan sakit. Namun saya lihat yang kesakitan bukan jin nya tapi raganya. Melihat situasi ini saya mulai membacakan ayat Al Baqarah 148 untuk memanggil pemimpin sekelompok jin yang ada dalam tubuh itu. Dan atas izin Allah jin yang dimaksud keluar, mata si teteh mulai liar namun tidak berani menatap. Dia saat itu langsung memaki suaminya, dan saya bentak!
Saya bertanya kepada jin itu tentang jumlah jin yang ada di dalam tubuh itu, dia menjawab ada Empat. Saya kemudian memerintahkan untuk meyuruh mereka keluar, dan dia menjawab dengan nada menantang: “Mereka tidak mau keluar”, saya langsung menepuk ubun-ubunnya. Dan dia berteriak keras..
“Jawab jujur!” saya membentaknya.
“Iyah, mereka tidak nurut” jawabnya sambil memalingkan wajah dan meringis.
“Tarik keluar semuanya!” jawab saya dengan memerintah lagi.
Kemudian dia seperti menarik sesuatu dari kaki dan melepaskannya disamping.
“Tarik semuanya. Tarik!”, perintah saya kemudian. Dan dia mengikutinya, dan terlihat kepayahan. Setelah itu dia mengeluh dan berkata; “Tangan saya sakit..”.
“Tarik semuanya, sekarang! Atau jika tidak, saya akan sembelih kamu”. Bentak saya kemudian sambil melepaskan pegangan dan mengambil mistar besi berukuran 60 cm dan diacungkan di depan wajahnya seolah-olah sedang menghunus pedang.
Subhanallah!
Dia sangat ketakutan dan mau melakukan apa yang saya lakukan. Sedikit penasaran saya tanya kenapa dia ketakutan dengan mistar itu. Dan si jin itu berkata sambil gemetar “Pedang, pedang api”.
Saya memang meniatkan menjadikan itu sebuah pedang api membara. Dan, sebelumnya mistar yang sama digunakan untuk mengancam untuk memusnahkan jin kasar dalam tubuh passien sebelumnya. Akhirnya jin ke 4 dalam tubuh itu berhasil di keluarkan. Dan dia mengaku tinggal satu jin dalam tubuh itu, yaitu dia sendiri.
Saya menyimpan kembali mistar itu dan memegang kembali kepala si teteh. Si jin itu sangat ketakutan, tapi matanya masih liar. Saya tanya namanya, namun mengaku tidak punya nama. Bahkan dia mengaku bahwa dirinya adalah Iblis, saat itu saya langsung mendebatnya dengan nada penuh percaya diri dengan pengetahuan tentang penciptaan Jin dan perbedaan antara syaitan-iblis dan jin. Saya juga membentaknya dengan megnatakan bahwa dia PENDUSTA dan dia adalah JIN, bukan Iblis.
Namun dia tetap mengaku Iblis.
Lalu saya menyumpahnya dengan nama Allah, dan dia bersumpah. Saya bertanya tentang agamanya, dia berkata tidak punya agama. Saya bertanya setengah mengancam, “Kamu takut gak dengan Allah dan Ayat Ayat Al Quran?” dia menjawab “tidak” dengan gagah.
Sekali lagi saya bentak bahwa dia pendusta. Dan setelah itu saya membuktikannya dengan membacakan surah Al Hasyr ayat 21 sambil melakukan tehnik tapping atau ketukan dengan jari di ubun-ubunnya, dan dia sangat ketakutan dan menderita.
Lebih dari 90 menit berikutnya kami berdua berusaha untuk mengeluarkan jin itu dengan berbagai tehnik. Dimulai dengan pukulan penghancur, tarikan perut ke leher, pijatan di leher bahkan berkali kali menyembelihnya. Jin itu sangat kesakitan namun tidak bisa keluar. Sama seperti pengakuan kang andi, bahwa jin terakhir ini sangat bandl dan dia mengaku sebagai Iblis. Beberapa kali dia berusaha kabur keluar dan kami memanggilnya kembali dengan al Baqarah 148 tadi.
Disekitar menit ke 30an dia mulai bereaksi kasar dan mengancam akan melaporkan saya dan kang andi ke tukang sihir dan bosnya iblis. Dan saya tertawa lepas..
“Silahkan.. silahkan. Bahkan silahkan kamu pulang dulu, laporan dan bawa pasukan sebanyak yang kamu bisa!” Ancaman balik dari saya menegaskan bahwa saya tidak takut dengan mahluk seperti mereka.
Jin itu menggeram dan melihat kang andi, berkali kali dia mengancam akan merusak wajah istri kang andi dengan cakaran tangannya. Mungkiin ini adalah ancaman dia yang kesekian kalinya dan dia memang benar-benar berusaha untuk mencakar wajah istrinya.
Saat itu saya ingat tehnik pasungan untuk melumpuhkan jin yang agresif. Saya mengisyaratkan kang Andi untuk menidurkan istrinya dalam posisi telentang, dan tangan agak renggang dari tubuh. Saya membaca kata “Yaasiin” sambil mencekal tangan kanannya dengan dibu jari dan telunjuk, seperti ditanam ke lantai. Begitupun dengan tangan kiri dan kedua pergelangan kaki.
Allahuakbar!
Jin itu tidak bisa menggerakan kaki dan tangan serta tubuhnya, dia berusaha bangun, namun yang bergerak hanya leher dan kepalanya. Setelah itu saya pancung juga lehernya dengan bacaan yang sama.
Dan saat ini mulutnyalah yang berkata-kata memaki saya. Dia berkata “Anjing..yeuri goblok sia, aduh… (dasar kamu anjing goblok…saya sakit”. Mendengar kata itu saya langsung mendekati wajahnya dan menatap tajam sambil berkata: “Siapa yang goblok? siapa!?”
“Aing..aing. Aing goblok… aduh” (saya yang goblok..saya, aduhh..).
“Mahluk jin itu lebih hina derajatnya dari manusia! Apalagi kamu jin kafir laknatullah!” Bentak saya menekankan kepadanya bahwa saya sama sekali tidak takut dan tidak rela dihina mahluk terlaknat itu.
Namun, dasar jin. Hal itu dia ulangi ketika saya lengah. Dengan kata-kata yang lebih kasar lagi. Saya teringat pengalaman sebelumnya untuk membungkam jin yang berkata-kata kasar, baik itu menghina Allah atau manusia.
Saya bacakan ayat Kursi di tangan kanan dan meniupkannya, dalam hati meniatkan untuk membuat bola api untuk dimasukan kemulut jin itu. Dan Alhamdulillah dia berhasil bungkam setelah tangan yang telah diberi bacaan itu diusapkan kemulut, dan dia mengangap tidak bisa berkata apa-apa selama beberapa menit. Kemudian saya melepasnya lagi karena butuh komunikasi dengan jin itu agar dia keluar dan tidak kembali lagi.
Selanjutnya, karena jin itu tetap bandl saya mencoba tehnik lain untuk membutakan matanya dengan menggunakan 2 jari. Jari telunjuk dan jari tengah. Tehnik ini sudah diaplikasikan sebanyak 3 kali, 2 kali diantaranya berupa ancaman dan kedua jin itu pergi. Alhamdulillah videonya pun ada dan disaksikan puluhan orang saat pelatihan Quranic Healing di Bandung kemarin sebagai pembuktian kehebatan Tauhid dan Al Qur’an yang sangat ditakuti Jin.
Setelah jin itu dipancung dan dibungkam, lalu dibacakan ayat-ayat pembakar siteteh terlihat mau muntah. Dan perlu diketahui, saat kesadaran pasien kembali, semua tehnik itu tidak berlaku dalam artian pancungan itu lepas. Dan, tidak kembali lagi atau kita harus memancungnya lagi.
Setelah muntah, saya memanggil kembali jin itu dan dia bereaksi kasar seperti awal. Meskipun dia benar-benar tidak bisa melihat (wallahu’alam). Namun dia berusaha mencakar wajahnya. Saat itu saya mulai bereksperimen untuk tehnik baru, untuk mengatasi kondisi. Saya menyuruh kang Andi untuk memancung tangan dan kakinya dan saya mengambil mistar.
Mistar itu saya pengang dengan dua tangan dan diacungkan ke langit, saya berdiri sambil membacakan Syahadat dan dilanjut Ayat Kursi.
Setelah itu saya menatap jin itu dengan mistar yang dihunuskan seperti pedang.
“Wahai musuh Allah! saya sudah berkali-kali memperingatkanmu sebagai sesama mahluk Allah untuk keluar dan tidak menyakiti kami. Saya sudah berkali-kali memperdengarkan Ancaman dan Azab Allah dengan Firman-Nya. Maka demi Allah, saya akan memohon kepada Allah untuk memberi memutus tangan kamu! Ingat bukan menyakiti tapi memutuskan tangan kamu untuk selama-lamanya!”
Setelah itu saya lihat dia berteriak-histeris dan meminta ampun. Namun saya tahu itu adalah dusta belaka. Saya acungkan mistar itu dan menebaskanya dari arah kepala, seolah-olah dari pedang itu keluar api dan menebas pergelangan tangan kirinya sambil membaca “Bismillahi Allahuakbar!”, dan jin itu kesakitan tubuhnya melengking dan tangan kiri si teteh seperti lemas.
Tidak berhenti disitu, saya beralih kesebelah kanan dan mebaca lahfadz yang sama sambil mendekatkan ujung mistar di sebelah bawah ketiak lalu menariknya seolah menggergaji sambungan tangan ke tubuh. Dan si jin seperti orang yang dipotonga tangannya.
Kedua tangan si teteh lemas, matanya seperti mendelik. Dia (jin dalam tubuhnya) sangat menderita namun si jin tetap didalam. Hingga dimenit ke 50an prosesi berhenti karena adzan Isya, dan dilanjutkan setelah shalat.
Setelah shalat, kami bertiga duduk melingkar.
Saya mengambil posisi menghadap dua suami istri tersebut, meminpin mereka berdo’a kepada Allah meminta ridho’anya. Bukan minta kesembuhan, karena ketika Allah ridho maka insya Allah DIA akan memenuhi kebutuhan kita termasuk kesembuhan. Saya menasihatkan tentang maaf dan komitment, maaf untuk memaafkan siapapun yang mendzalimi dengan sihir ini dan komitment untuk memperbaik shalat dan berbagai muamalah lain agar terbentuk benteng ghaib yang melindunginya sehingga jin-jin yang dikirim itu tidak bisa kembali lagi.
Setelah itu saya meminpin keduanya untuk membaca surah Al Mukminun 96-97 dan Yasiin 9 untuk menutup semua penglihatan jin yang berniat dzalim terhadap mereka dan juga sebaliknya.
Setelah itu saya memohon kepada Allah dengan menyebut asma Arrahman-Arrahiim, Al Mukmin-Al Muhaimin, Al Hakim, Al Aliim, Al Aziz, Al Jabbar, Al Takdir, Al Mutakdir, Al Aliy, An Nuur dan Al Dzuldzalaali wal Ikraam untuk memberikan cahaya pelindung berupa putaran cahaya putih diradius 1 meter untuk melindunginya dari gangguan sihir. Hal ini pernah saya lakukan untuk Aisyah Nursyifa dalam kisah yang sya tulis sebelumnya, dan alhamdulillah cahaya itu bertahan berbulan-bulan dan mungkin hingga kini. Ini adalah menurut kesaksian pasien sendiri, pengakuan jin dan bahkan orang yang mendzaliminya setelah ia bertaubat.
Kembali ke kisah kang Andi dan Istrinya di Kantor Rehab Hati.
Setelah itu saya bacakan kembali Ayat Al Baqarah 148 dengan niat memanggil jin tadi. Saya bacakan hingga 3 kali namun tidak berhasil, dan saya minta kang andi untuk melakukannya. kang Andi lalu membacakan ayat itu dan ia meniupkan ke wajah istrinya. Subhanallah… ternyata tehnik itu berhasil. Dan..
Jin itu mengeluh, melemas.
“Saya cape.. lemes” Katanya.
“Ya sudah, keluar dan kamu berjanji untuk tidak balik lagi” Jawab saya.
“Saya takut sama dukun, dukunnya ada dua”. Katanya..
“Saya tidak mau tau dimana dukun itu, dan siapa mereka tidak pentig buat saya. Saya mau kamu keluar dan jangan meninggalkan benda sihir ditubuh ini. Dimana benda sihir itu hah?!”
“Tidak tahu”, katanya.
Saat itu kang andi menyarankan saya untuk membacakan ayat sebgai doa untuk membuatkan “Vision” (Vision=penglihatan, adalah bahasa ust Perdana Ahmad dimana pasien bisa melihat letak benada sihir. Tentu saja atas izin Allah).
Dan saya membacakannya, ayat yang dimaksud adalah Al An’am 103, ayat ini bisa juga dipakai untuk mendeteksi saat mulai therapi.
Saya menyadarkan siteteh dan mendekatkan telapak tangan diwajahnya (dekat mata) dan membacakan ayat itu. Setelah itu saya meyuruhnya untuk merasakan daerah mana yang dirasa aneh. Dia menyebutnya di daerah leher dibawah dagu seperti ada batu yang mengganjal. Ini sama dengan yang dirasakan suaminya, bahwa ada batu di dada kanan. Dan benda sihir dari batu itulah yang mengindikasikan menarik jin jin suruhan itu masuk dan diam disana, wallahu’alam.
Setelah itu saya memanggil (menghadirkan) kemabali jin itu dan menyuruhnya untuk menarik batu itu keluar. Namun…. :D
Si jin itu menjawab dengan polos: “Saya tidak punya tangan lagi”.
Saya baru teringat jika tangannya tadi diputus.
Setelah mengetahui kondisi itu, saya mulai memakai TEHNIK TARIKAN dengan menggunakan ayat al Mu’minun 115 untuk menarik benda sihir itu dari tenggorokan. Dan kang andi melakukan tehnik lain (tehnik PTT) di perut, ternyata sangat sulit sekali. Entah kami kelelahan atau bagaimana, namun siteteh terlihat menderita hingga suaranya parau kebanyakan muntah ludah.
Di menit-menit terakhir, si teteh merasakan sesuatu keluar “ngageleser” dari leher kemulut dan memuntahkannya. Saya melihat serbuk pasir lembut, agak hijau dan yakin itu benda sihirnya meski tidak terlihat seperti batu yang diharapkan.
Saya teringat bahwa benda sihir itu ada dua macam, benda sihir dari alam manusia dan benda sihir dari Alam jin. Pernah suatu ketika meruqiyyah pasien di makkah dan keluar Ular dari mulut dan ular itu menghilang ketika mau dibersihkan dari lantai.
Setelah itu, siteteh seperti kelelahan namun terliha lebih segar. Dan yang mengganjal di lehernya hilang. Begitu juga kedua kaki dan tangannya yang sebelumnya pegal dan sakit tidak jelas.
Untuk terakhir kalinya saya membacakan Al Fatihah di air dan menyuruh untuk meminumnya. Alhamdulillah siteteh meminumnya seperti biasa, tidak meraksan panas atau sakit saat meminumnya. Dalam artian, insya Allah jin kasar itu sudah keluar dan kapok.
Setelah itu saya duduk menyandarkan bahu di dinding dan bertanya apa yang dirasakan. Dia berkata ada kedutan di punggung. Saya mendekatinya dan menyuruh si teteh untuk menunjukan tempat kedutan. Dan dia menunjukannya..
Saya kemudian membuat lingkaran sebesar DVD cassete dengan membaca yasin. Stelah itu membaca al Hasyr 21-24 dan memukul bagian itu. Si teteh bilang kedutan terasa di pinggul sebelah kiri, dan saya melakukan hal yang sama. Setelah itu kedutan terasa di kaki kanan dan saya membuatkan lingkaran di lutut beliau dengan lahfadz “Yaa Siin!” untuk mencegah jin itu naik lagi kebadan.
Kemudian saya baca surah Al Anam 115 itu dan seolah-oalh menarik sesuatu dari lutut ke betis dan pergelangan kaki. Stelah itu saya mencekal kaki itu dan membacakan lahfadz yang sama. Lalu untuk menyakinkan saya bertanya lagi sama siteteh.
“Dimana yang terasa sakit?”
“Hanya dipergelangan kaki” katanya.
Dan saya mulai menarik dan menarik mereka kerah jari-jari, lalu memangarnya kembali. Siteteh mulai terlihat mau muntah, dan kang Andi mendekatkan wadah plastik untuk muntah. Saya terus menarik jin-jin itu dari lima jari kearah jari tengah dan memangarnya dijari itu. Setlah itu dengan bacaan al Mu’minun saya tarik keluar dengan lahfadz BismillahiAllahuakbar!!!!!!
Dan siteteh muntah.
Alhamdulillah, saya menyakinkan bahwa jin jin itu insya Allah tidak akan bisa masuk lagi atau hangus terbakar dengan cahaya yang dibuatkan tadi.
Wallahu’alam bishawab.
Salam Tauhid,
Nuruddin Al Indunissy.
Ikuti pelatihan Rehab Hati dan Quranic Healing di kota anda, untuk mencetak para praktisi Ruqiyyah Syariyyah dalam pesta “Menuju generasi Mudah Indonesia Bertauhid 2020”. Insya Allah.
www.nai-foundatin.com | www.quranic-healing.blogspot.com
[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]