Bismillah Asholatu wa Salamu ala Rasulillah.
“Ketika kita terkena sihir, hal pertama yang harus kita tanyakan adalah bukan darimana sihir ini tapi kenapa kita terkena sihir”, begitu seorang bijak berkata. Namun pada kenyataannya, tidak semua manusia mampu bersabar membiarkan kedzaliman menjerat kehidupannya. Sudah lama ummat ini menanti-nanti sebuah tehnik yang syar’ie, tentang bagaimana menyikapi kejahatan dukun-dukun pemuas nafsu itu.
Sehebat apapun ilmu pengetahuan syariat seseorang, jika tidak dibarengi kekokohan tauhid biasanya terjatuh bertekuk lutut saat dihadapkan dengan ujian dan musibah-musibah yang beruntun. Tentu saja bagi jiwa yang kokoh bertauhid hal ini bisa ditebas dengan kata sabar, tapi bagi mereka tentu ini akan teramat sulit. Semoga Allah meridhai tehnik mengembalikan sihir ini langsung ke pelakunya.
Saat seorang manusia dengki dengan manusia lainnya, ia akan melakukan apapun untuk mengantar nafsunya termasuk berbuat syirik dengan mendatangi dukun atau tukang sihir. Dan demi uang, si tukang sihir akan melakukan ritual untuk memanggil syaitan dan menyuruh kejahatan kepada target. Kemudian target sakit seakan tidak ada obatnya di dunia. Sayangnya siksaan jin ini kadang melebihi kejahatan yang diperintahkan dukun atau pesuruhnya, kadang ia masih bersarang di tubuh hingga dukun atau pesuruh yang dengki tadi mati sekalipun. Terbanyang jika kontrak kerja mereka (jin itu) adalah 50 tahun, dalam rentan waktu yang lama ini manusia yang disihir bisa gila.
Saat perdukunan itu merajalela, kita yang cerdas harus segera menyikapinya. Dari hal yang lembut sampai extreme sekalipun, dukun-dukun itu harus diberi pelajaran. Problematika sihir yang akut ini harus disikapi saat RUU santet itu tidak memenuhi jawaban untuk ummat. Apakah seorang muslim berhaq membalas kejahatan dengan kejahatan yang setimpal atau mencukupkan diri dengan bersabar?
Jika bersabar, tentu itu lebih baik karena itu adalah rejeki ruhani yang Allah berikan kepada dia. Allah berfirman dalam surah An Nanl ayat 126:
وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ
Artinya: “Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar”.
Ayat ini turun di sekitaran bukit uhud, madinah. Saat itu Rasulullah Sholallahu alaiyhi wa sallam menangis tersedu atas kepergian Hamzah Ra yang terbunuh dalam perang dan dimutilasi oleh Hindun. Rasulullah menengadah kelangit dan berjanji akan memutilasi 70 quraisy jika beliau berhasil mengalahkannya. Saat itulah ayat tersebut turun, dan hati Rasul lembut kembali untuk kemudian bertaubat atas ucapannya.
Sahabat Rehab Hati, yang dirahmati..
Beberapa waktu lalu saya pernah menulis status pendek yang berisi tehnik membalikan sihir ke pelakukannya dengan tehnik yang sangat sederhana namun terbukti Ampuh untuk menghajar dukun-dukun yang kafiiiiir kepada Allah itu.
Saya menghapus statement itu karena banyak peruqyah yang ribut dan sebagian dari mereka yang dengki menganggap itu tehnik syirkiyyah. Padahal tehnik itu mengacu ke ayat diatas, dan biidznillah Allah mengabulnya. Hari ini tehnik ini saya tulis lagi dan saya harap bermanfaat bagi sahabat yang keluarganya sedang di dzalimi syaitan manusia (syaitan berbentuk manusia/dukun).
TEHNIK MEMBALIKAN SIHIR KEPADA PENGIRIMNYA
1. Bangun dipertiga malam, saat semua orang sedang tertidur.
2. Ambil wudhu, dan duduk, bersimpuhlah dihadapan Allah yang maha gagah lalu mohonlah perlindungannya dengan membaca Ta’awudz, ayat Kursi, al Falaq dan an Nass.
3. Dirikanlah 2 rakaat ringan, dan lanjutkan shalat malam seperti biasa.
4. Di dua rakaat terakhir lakukan qunut nazilah [qunut kutukan], angkat kedua tangan dan mohonlah kepada Allah dengan air mata yang tulus, harap dan takut.
Teks bisa sama dengan qunut nazila yang dilakukan Rasulullah sholallahu alaiyhi wa sallam atau teks sendiri, semisal: “Ya Allah, sesungguhnya hamba tidak tahu apa yang terjadi dengan hamba ini. Namun hamba yakin, hal ini terjadi karena kedzaliman hamba. Maka ampuni hamba ya Rabbi dan beri hamba kekuatan untuk memaafkan mereka yang mendzalimi hamba. Binasakan dan laknatlah setiap syaitan yang menyakiti jiwa dan jasad hamba, sirnakan seluruh sihir di jiwa dan jasad hamba”. Aamiin…
5. Lakukan setiap hari selama 30-40, dan lihat dampaknya dihari ke 3 dan selanjutnya.
6. Semoga Allah melaknat setiap syaitan yang membelenggu keluarga antum, aamiin
Pada dasarnya, tidak dibalikin pun kadang sihir itu kembali dengan sendirinya (saat jin itu tidak kuat lagi menahan siksaan) baik dari peruqyah ataupun upaya ruqyah mandiri yang dilakukan pasien. Ini sering dibuktikan para peruqyah, termasuk saya sendiri. Artinya tanpa diniatkanpun sihir itu kembali, “apalagi jika diniatkan?”
“Berobatlah wahai hamba-hamba Allah karena sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan suatu penyakit, kecuali telah diturunkan pula obatnya, selain penyakit yang satu yaitu penyakit tua (pikun)”. (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim).
Semoga Allah meridhai.
Salam Tauhid!
Nuruddin Al Indunissy