ketika cahaya cinta itu merebak meraksuk dan menerangi qalbu kita, tugas seorang mukmin selanjutnya adalah menebarkannya hingga dunia ini berwarna megah penuh maaf dan gairah.
tebarkan selepas mungkin, seikhlas mungkin..
agar kita tidak malu saat cinta itu bertepuk sebelah tangan. agar kita tidak kecewa saat cinta itu tidak kembali kedekapan..
sederhana, karena dunia ini memang sederhana.
yang sulit itu adalah cara penyikapan hati terhadap berbagai situasi dan belenggu-belenggu yang menindihnya. karena kita terlalu sering mengukur masa depan dengan masalalu kita, membiarkan bekas-bekasnya mengeruhkan suasananya..
berubah itu sulit, berubah itu sukar, berubah itu menyakitkan..
namun apakah lagi alasan yang harus kita persalahkan ketika dunia seperti menyudutkan kita? dunia ini benda mati dan ruh kita itu adalah sumber kehidupan yang menghidupkannya.
lihatlah celah-celah yang menyusup kehatimu, menyelipkan harapan untuk bangkit dan meraih kembali serakan mimpi-mimpi. ambilah, genggamlah dan utarakan kepada dunia bahwa kehidupan itu masih nyata.
reguk kesejukan itu dan tersenyumlah untuk melangkah dan mulai menghargai setiap detik yang dianugerahkan Allah azza wa jalla untuk kita saat ini, detik ini.
renungkan dan hayati.
ambilah cahayanya dan benamkan didadamu,
penjamkan matanya dan tarik helaan nafas terdalam
kumpulkan semua kegelisahannya dan kumpulkan, terus kumpulkan hingga dada itu sesak dan..
hembuskan!
hempaskan kelautan masalalu.
jika tak ada satupun alasan untuk tersenyum
maka ingatlah tentang satu senyum yang menatapmu diatas langit sana, senyum yang tak lelah menjaga dan mengarahkanmu dengan hidayah cinta-Nya.
salam bahagia,
Nuruddin Al Indunissy