7:58am
asslmualaikum nai.. hanya satu persen org yg bsa merealisasikan catatan antum “tentang cinta” seri 1 dan 2 kemarin, dimana org menempatkn Allah dhtinya, urusan dnia dluar hatinya.. sedang ana msh blum bs spt itu bang nai..misalny ana yg sedang bermslah spt skrng ne, mslah krjaan..
Ana brhenti bkerja krn krjaan membuat pkiran jd ana lepas mslh ny krja smpai mlm g knal lg yg nmny wktu ibadah..stelah ana brhenti krja mo ikut bkerja d t4 laen g dtrima truz,mo pinjem mdal sna sni,dbank,koperasi..d tolak trus,pnjem ma kluarga g da yg mau..coba ikt reseller dtoko online g da hsil..ana jd kpikiran,stu lg ana blum dksh ktrunan slama 5thn nkah..yg ana g kuat mliat istri ana mnangis tatkala ejekn org mampir dhdup kmi..ana kpikirn dn ini sgt mengganggu,ap slah ana slm ini..?
ana sgt berharap antum membri ana solusi,motivasi..
syukron, tlong d blas nai
8:33am
Nuruddin Al Indunissy
wa alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh
pertama senyum dulu, satu senyum untuk Rabb yang tak pernah tertidur dan menjaga semua mahluk-Nya dengan senyum kerahmatan.
yang mengetahui setiap helai daun yang menguning dan terjatuh, yang mengawasi dan mendengar setiap desiran hati hamba-hambaNya yang berdo’a dengan penuh harapan atau hamba-Nya yang tak tahu diri.
hamba yang tidak tahu terimakasih hingga hatinya penuh umpatan kepada Rabb yang diagungkan seluruh malaikat penghuni langit dan seluruh mahluk disemesta fana dan alam yang kekal nanti.
yang ke dua,
mari kita puji dan sucikan dia yang maha suci dan bersih dari segala kesalahan. baik dalam penciptaan atau mengurusi mahluk-Nya.
yang ke tiga,
mari kita lihat diri kita
mari kita tuntut diri kita sendiri, apakah kita telah mengerjakan apa yang menjadi kewajiban kita sehingga dengan gagahnya kita menanyakan hak kita kepada Al Haqq Allah azza wa jalla.
mari kita jujur tentang berbagai keharaman yang masih kita halalkan, tentang berbagai kewajiban yang masih kita lalaikan, tentang berbagai sunnah-sunnah yang kita abaikan. dan tentang hati kita…
tanyakan kepada hati kita, tentang hasrat kita dalam mengibadahi Rabb yang telah menciptakan kita dengan tujuan untuk beribadah kepada-Nya semata..
tanyakan kepada hati kita,
sudahkah kita bersyukur akan megahnya matahari yang menyinari kita setiap pagi ketika kita terbangun.
tanyakan lagi, kepada hati kita..
apakah kita telah benar-benar berusaha dan meneguhkan hati untuk lurus dalam niat; “ikhtiar ini semata karena Allah, ikhtiar ini adalah untuk anak istri saya agar mereka bisa tentram beribadah kepada-Mu”
telahkah kita berjalan dan terus berjalan menuju cahaya itu dengan sepenuh hati. ataukah kita hanya sesekali saja teringat dan sering kita berpaling atau bahkan mengabaikan-Nya.
pernahkah kita sepenuh hati menjaga setiap percikah cahaya hidayah itu, menggenggamnya dengan gerham kita dan menghujamnya sebagai semangat untuk bangkit?
bangkit itu sulit akh..
bangkit itu pahit, bangkit itu menyakitkan!
tapi kita harus bangkit, agar dunia ini tidak melulu menghinakan kita. agar mereka tidak punya alasan lagi untuk menyempitkan jalanan kita, agar kita hebat sehingga sulit untuk membatasi kita.
justru dalam kondisi tersulit itulah,
justru dalam duka yang dalam itulah kita bisa menghujamkan akar sekokoh mungkin dan lalu menimbunnya dengan maaf. agar tunas itu tumbuh dengan bahagia, berbunga dan berbuah indah.
ALLAHUAKBAR!
dunia boleh membatasi raga kita, tapi tidak hati kita.
hati kita luas saudaraku, hati kita teramat luas. kitalah justru yang kadang membatasinya.
tentang cinta, lihatlah..
cinta itu menarik banyak hal kedalam diri kita
karena disana kita adalah cahaya, sosok penebar cahaya sehingga binatang melata pun datang merangkak dan beterbangan. seperti malam, hutan dan api unggun.
ketika kita tulus memberi maka, dia akan kembali.
hari ini, besok atau lusa dan nanti. di hari ini, atau di masa depan yang sesungguhnya.
cinta itu menggerakkan saudaraku,
dari pusaran angin sejuk dihati kita itu semuanya menjadi sejuk ketika suasana hidup ini mulai memanas.
jangan ikhtiar kita ini dalam rangka melawan takdir-Nya, namun niatkanlah dan berdo’alah dalam setiap helaan nafas lelah kita agar Rabb yang maha Indah meridhai dan membahagiakan kita dalam takdir yang Dia kehendaki.
atau perhebatlah do’a di pertiga malam
agar musibah itu terhenti dilangit dunia dan raga kita terhijab dari berbagai bencana.
ketika Allah mampu menuliskan takdir untuk kita, maka Allah-pun mampu merubah takdir kita.
jadi mari kita tuntut diri kita,
ceramahi diri kita, agar kembali tegap dijalanan ini
karena Islam ini indah, jika engkau menemuinya sulit maka belajarlah lagi hingga engkau benar-benar mengenal-Nya.
salam bahagia,
NAI