Logo

Ketika Cinta Menyapa♫•*¨

Ketika Cinta Menyapa♫•*¨

Saat cinta itu mulai menyapa, berkata kata dan saling berbisik rahasia, melukis jutaan bait membaur bersama debaran dan dugaan.. disanalah sesungguhnya keindahan itu biarkanlah tetap begitu, indah dalam diam. Karena jika dua deru gemuruh itu dipertemukan ditepian pantai hatimu, dua dinding itu akan bergetar hebat.. dan Istana hatimu tidak lagi diam.Istana yg dulu kokoh, dinding keikhlasan yang dulu terjaga sebentar lagi akan runtuh dilembah cinta yang tak halal.

Ini bukan seruan, hanya mengikuti gemerisik yang meresahkan hatiku. Aku bukan sufi yang katanya seluruh cinta telah dilabuhkan kepada pemilik Nya. Ini bukan sebuah untaian pembelaan diri. Kembali kuutarakan dari pena ini, semoga menjelma menjadi perahu kecil untuk mereka yang sedang tenggelam dalam satu nuansa yang tak bisa dimengerti

Adalah sebuah kejujuran jika cinta itu akan tetap bersemayam disana
Disetiap jiwa jiwa yang tenang, atau penuh keresahan.
Didalam kerasnya prasangka atau dusta dusta

Juga adalah kejujuran jika kehilangan itu nanti ada,
Adalah kejujuran jika keinginan untuk bersama itu selalu terlantun,
Dan hanya pecinta yang cerdas yang menginginkan kisah cintanya Abadi hingga ke syurga.
Karena mereka tahu, perpisahan itu teramat pedih!

Pedih wahai adiqu..
Dunia seakan diam, disana hanya terdengar bisikan bisikan yang mengejekmu..
Matahari seperti enggan terbangun dipagi hari..
Seperti purnama yang mengantuk.

Saat cinta itu menyapa,
Dia menjadikan jiwa kita cendrung kepada sosok yang kita cintai, mengingatnya dan merasakan irama kebersamaan meski tanpa kehadiran.. laksana rimbun dedauanan yang menyakini hadirnya matahari meski dalam bias redup cahaya bulan.

Ketahuilah, setelah cinta itu bersahut..
Dia tidaklah diam, tidak selamanya bertemakan kebahagiaan..
Dia akan memperlihatkan kepadamu keluhan keluhan
Seperti mencari kesempurnaan..

Mungkin dulu kau dan dia berkata;
“Cinta bukan milik dua orang yang sempurna atau salah satu dari keduanya, cinta adalah hadir untuk menyempurnakan dua jiwa yang tidak sempurna menuju sempurnanya bahagia..memulai jejak bersama, mengarungi cerita cerita disetiap persimpangan Dunia menuju kisah Abadi yang kekal dalam sejatinya Cinta”.

Itu bohong!

Cinta itu buta, bahkan tuli!
Cinta yang kamu kenal adalah cinta yang fatamorgana.
Ilusi keabadian itu tidak akan pernah ada.
Disana akan ada perpisahan..

Sering nurani kita pun menolaknya,
Mengatakan bahwa cinta yg kita jalani itu sebuah pengecualian, sebuah cinta suci, cinta sejati, dan seterusnya..
Hingga nanti, hingga sampai kepada satu kenyataan perpisahan yang tidak direncanakan..
Sakit Hati, Patah Hati, broken heart dan irama sedih lain yang melahirkan kebencian kebencian dan kemudian cinta itu dipersalahkan

Cinta memang telah menginspirasi banyak karya.
Dan hidup dari jaman ke jaman, yang dipuja sepanjang masa bahkan mewarnai suasana ukhuwah dan pengatas nama’an dakwah!

Lihatlah lagi, dari generasi ke generasi selmbut kata ini selalu menjadi cerita hangat.
Benar adanya, tidak akan pernah ada hati yang bisa menolaknya, penolakan terhadap Cinta adalah pengingkaran terhadap fitrah. Karena cinta adalah nuansa kejujuran hingga sebagaimanapun kerasnya penolakan terhadap cinta… dengan berbagai aransmennya.. cinta itu tetap ada.

Suatu hari dalam persinggahan, kita merasakannya sendiri.
Bahwa cinta yang telah kita yakini telah membutakan mata hati kita, menjeratnya dan membuat rencanamu luluh lantak dan berantakan.

Hingga semuanya tidak terkendali
Semuanya dikorbankan, hanya demi Cinta. .

Cinta seakan melupakan masa lalu, seakan kita terlahir tadi pagi. dan tak ada kekhawatiran.. lalu terbuai.

CINTA MEMANG BUTA.. BAHKAN TULI.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam berbelas abad lalu telah menasihati kita semua tentang satu kata ini, tentang syndrom cinta ini, dalam sebuah redaksi Al- hadith yang di riwayatkan Abu Daud dan Ahmad:

“Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Begitu terang, tanpa tirai kias yang menghalanginya. Ini adalah untuk kita pahami, bahwasannya cinta itu memang akan membutakan mata hati manusia dan membuat telinga kita Tuli setuli tulinya.

Dalam al-Hadith lain bahkan di jabarkan, bahwa selain cinta, benci pun demikian. Benci dan Cinta itu berdekatan dan memang diwarisi dari masa kemasa sampai Akhir jaman.

“Cinta berkelanjutan (diwariskan) dan benci berkelanjutan (diwariskan)”. (HR. Bukhari)

Boleh jadi kalian menyukai banyak hal, tapi pasti, cinta dihatimu saat itu hanya satu.
Mungkin Cinta itu pun kemudian akan terbagi, terjatuh, terbalas dan bersahutan kepada sosok dan situasi yang kalian kagumi, tapi pasti semuanya itu tak abadi.

Tak ada keabadian di dunia ini, tak akan pernah ada yang abadi.
Ada ujung dan kekecewaan, ada saatnya cinta itu kemudian tak berbalas…
Cinta yang tak berbalas adalah awal kebencian dan kekecewaan.

Jangan pernah mengeluh jika cinta itu ternyata menggerogoti kesepian yang tak biasa, karena cinta itu memang salah, karena cinta itu memang tak seharusnya begitu.

Cinta itu telah diciptakan sang pencipta, dan akan kembali kepada Nya, kepada pencipta Nya. Cinta kita pun harus atas nama pengabdian kepada Nya.

Cinta itulah yang akan Abadi.
Cinta itulah yang akan selalu bersahutan,
Cinta itulah yang akan mengantarmu ke Syurga Nya

Itulah Cinta dan Mencintai Rabb Alam yg telah menciptakan Cinta
Yang keindahannya akan tetap Abadi, dan Kokoh..

Cinta itulah yang membuat sang mujahid rela menukar jiwanya
Cinta itu yang telah meredam sakit ketika raga mereka luluh lantak oleh sebuah bomb yang meledak dipinggangnnya
Atas nama apalagi ketika sebuah nyawa rela ditukar, kalau bukan atas nama Cinta.
Cinta hamba kepada Rabb-nya
Cinta yg selalu terbalas dan dirahmati

“Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah”.
(HR. Ath-Thabrani)

“Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya”. (HR Abu Daud)

Sahabat yang dirahmati Allah,
Lalu sudahkah kita mencintai-Nya? Bagaimana kita mencintai-Nya?

Mari kita kenali diri kita masing masing,
Anggap saja sebuah muhasabah diri. Mari kita lihat sebuah perumpamaan yang sederhana, dengan menganalisa getaran dihati kita. Aku yakin semua dari kita terlahir dari masa lalu, masa lalu itu ada yang terwujud di hari ini atau masih menjadi angan angan..

Dimasa lalu ada berbagai deretan nama.
Mungkin salah satu nama itu ada yang keindahannya terukir lebih lama dihatimu..yang selalu diingat meski waktu berusaha menghapusnya.

Bayangkan nama itu.
Bayangkan ketika nama kekasih lama itu kemudian terdengar kembali disebut namanya oleh seseorang, setelah sekian tahun hilang,…
Disana ada getaran, debaran..
Seperti itulah Cinta, cinta kita yang hadir pada nama itu.

Lalu bandingkan…
Saat adzan berkumandang,…

Bergetarkah saat Rabb Allam Allah Azza Wajjala disebut nama Nya?

Seperti itulah cinta, .
Lalu bagaimana mencintai Allah?
Tidak ada tawar menawar,
Mencintai Nya adalah dengan menjalankan seluruh Perintah dan menjauhi segala Larangan Nya.. yang telah diamanatkan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan di abadikan dalam Al Qur’an.

Begitu sederhana. Tapi sulit!

“Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya”. (HR. Al Hakim)

Betapa bahagianya, jika sosok cintamu adalah dia yang selalu dekat dengan Tuhannya, dia yang akan membawamu mendekat kepada Nya..
Membangunkanmu diantara lelap malam dengan cipratan wudhu diwajahmu..

Merayu, mengingatkan tentang harapan keabadian cinta disebuah masa dimana tidak ada kata sia sia
Ketika bahagia itu menjadi sempurna dan ketenangan menjadi istananya.

Sungguh cinta itu menjadi Anugerah,
Ketika dia yang kita cintai itu adalah sosok yang mencintai Rabb nya,.
Cinta yang akan tetap bersahutan dan setia, sesetia ombak yang tak bosan menemui pantainya..
Meski sepi, meski pantai tetap diam..

Adalah dunia ini fatamorgana,
Siapakah kemudian yang akan mencegah dari perpisahan ketika waktu mencekik suasana?
Tidak ada.

With Love,
Nuruddin Al Indunissy
Riyadh 2011