“Pertanyaan yang tepat itu bukan siapa yang menyihir saya, tapi kenapa saya kena sihir?”
Mari kita sama sama belajar sabar, karena pelajaran ini berlaku untuk smua hamba Allah. Dan ujian ini hanya akan berakhir ketika kaki telanjang kita menepi di dekat pintu syurga!
– Sudahkah kita shalat lima waktu tepat waktu?
– Dzikir subhanallah, alhamdulillah, lailahaillallah, allahuakbar 33 selepas shalat?
– Sudahkah kita membaca Hasbunallah wa nikmal wakiil nikmal maula wa nikman nasir 7 sehabis shalat?
– Lailahaillallahu wahdahu la syarikalahu lahulmulku walahul hamdu wa huwa ala kulli sayyiing qaadiir 100stiap hari?
– Meneggakkan 2rakaat qiyamullail, minimal 2kali 1minggu?
– 10 surat al baqarah (1-5, 163-164, 255, 285-286) saat permulaan malam atau sebelum tidur?
– Surah al fatihah, al ikhlas, al falak, an nas dan ayat qursi setiap selesai shalat?
– Dhawamul wudhu setiap waktu hingga terlelap?
– Tidak mengeluh, terus berdzikir dan bersyukur?
– Ingat Allah saat marah, sedih dan takut?
– Tidak takut jin lagi dan semua hal selain Allah!!?
– Baca asma Allah, saat makan,keluar rumah, masuk mesjid, buka baju, masuk kamar mandi, berhubungan suami istri dan saat makan?
– Melepaskan diri dari ritual bid’ah, jeratan riba dan memurnikan tauhid dalam hati, lisan dan perbuatan?
– Menuntut diri sebelum menuntut orang lain dan Allah?
– Tidak kecewa dan menuduh Allah?
– Teraphy sedekah, senyum, dan tidak takabur lagi atas keshalehan dan kezuhudan diri?
Sudahkah!?
Jika antm sudah melakukan itu maka antum boleh bertanya “Kenapa saya kena sihir?!”
Dan Allah menjawab dengan jawaban yg indah; begitupun Rasullnya menerangkan
“Jika Allah mencintai seseorang maka Dia akan menimpakanya musibah, karena Dia senang mendengar rintihannya!”
Kenapa kesombongan itu tdk juga runtuh dihati kita hingga sulit airmata itu untk keluar?
Apakah kita sudah lepas dari jeratan dosa?
Ataukah begitu sucinya sehingga tidak pantas lagi di uji?
Aduhai……
Kenapa engkau mengaku bertauhid sementara hatimu sibuk memenuhi kebutuhan jasadi yang hina?
Sungguh dunia ini hina, dan akan menghinakan kita jika ia lebih dipentingkan dari kebutuhan ruhani yg luhur?
Kenapa engkau mengaku beriman jika dengan ujian ini saja engkau rapuh dan runtuh? Lalu dengan apakah lagi engkau akan mengingat-Nya?
Tundukan hatimu, dan bersistighfarlah wahai hamba Allah!
Sungguh kemenangan besar itu bernama Akhirat!
Bukankah Allah telah memerintahkan untuk menghadapi musibah ini dengan sabar dan shalat!
Mungkin, musibah ini adalah teguran.
Hanya sebentuk cinta dari sang maha pecinta yg cemburu kepadamu. Dia cemburu karena tingkahmu!
Tingkah kita yang terus bermaksiat dengan semua kenikmatan dari-Nya!
Lihatlah hatimu!
Tanyakan khabarnya?
Barangkali ia suedang sakit, atau bahkan sudah mati!
Bukankah sakit hati itu tanda hati yang sakit?
Ataukah engkau mengira hatimu baik-baik saja, sementara tak sedikitpun ia bergetar saat al Qur’an dibacakan!
Ketahuilah, bahwasannya menangis itu adalah kondisi terbebasnya hati dari kesombongan. Barang kali hati kita masih keras dan Allah menghendaki kelembutannya.
Barangkali Allah jemu dengan tingkahlakumu hingga ia membuatmu gelisah agar kamu berubah?
Menangislah jika hatimu teriris dengan kalimat-kalimat ini. Menagislah, dan jadikan Airmata darah ini sebagai sebuah titik.
Jadikan moment-moment sakit hati itu utuk segera memulai sebuah perubahan besaaar dalam hidupmu. Karena, kita tidak lama disini. Kita akan pulang…
Lihatlah, hari sudah siang. Dan sebentar lagi senja, lalu malam gelap gulita. Sudahkah kita punya pelita?
Sedangkan di dunia yg terang benderang saja hatimu gelap?
Saudaraku..
Sungguh sakitnya jasad itu tdk akan terbawa keakhirat, namun sakitnya hati dari keruhnya ruhani kita itu akan terbawa dan diadili di akhirat kelak.
Barangkali sakitnya jasadnya itu adalah tanda sakitnya ruhanimu. Bersyukurlah Allah telah menampakan kesakitan itu.
Ketahuilah, tdk ada ruqyah yg gagal namun butuh proses untuk menggapai Rahmat Allah. Dan, bagaimanakah rahmat-Nya akan turun jika ruhani itu belum sembuh!
Barangkali, Allah ingin menyembuhkan ruhanimu dulu sehingga jasad yg hina itu perlahan sembuh !
Atau, jangan ragukan keadila-Nya.
Bahkan engkaupun telah mendengar, dari sabda Rasulmu; bahwasannya tdk ada duka, ujian, musibah-musibah bahkan luka tertusuk duri dan kegelisahan hati sekalipun selain ada peleburan dosa dan penaikan derajatmu didalamnya.
Ahukumfillah
Nuruddin Al Indunissy
(Author Rehab Hati Indonesia)