Logo

Amalan Agar Hati Tenang

Amalan Agar Hati Tenang

Tidak berarti diam itu tenang, karena dalam hati yang tenang itu tidak ada kata-kata atau prasangka yang tidak berguna. Hati yang tenang itu terlihat dari bibir yang diam, diamnya orang berilmu itu beda dengan diamnya orang awam. Hal yg membuat kita gelisah adalah kesalahan, maka minta maaf adalah solusinya. Jika Allah memaafkan maka sensasi tenang mulai menaburi lembah hati kita tempat jiwa yang berakal bersemayam. 
Namun  kekeliruan selanjutnya terjadi adalah kesalahan yang terulang-ulang hingga jiwa itu trauma. Jiwa adalah hal yang berbeda dengan ruh, ruh itu sesuatu yang mulia dan ia berada dalam genggaman Allah subhanahu wa ta’ala. Jiwa atau nafs adalah keterpaduan hasil pertemuan ruh dan jasad, oleh karenanya jiwa itu mati dan ruh itu tetap hidup setelah kematian jiwa dan jasad. Bedanya, jasad itu menjadi tanah dan jiwa itu dipertanggungjawabkan di hari hisab!
Ayyuhal imann..
Tidakkah engkau merasa bahwa ruh itu menangis melihat jiwa yang kelelahan? Ia menangis melihat jasad yang berdosa, akibat jiwa yang dibelenggu nafsu?
Mungkin kita tidak peduli tentang rahasia besar penyebab sakitnya jasad ini, kita sibuk bersafari sana sini mengobati jasad yang hina sementara ruh itu ditelantarkan, ruh itu tidak ridha melihat sang jiwa sengsara dan kita masih tetap tidak peduli. Entah sampai kapan.. Kita terus sibuk mengobati jasad yang nanti akan berubah menjadi tanah yang kotor. Padahal sakitnya jasad ini tidak akan terbawa mati, ia akan terhenti seusai upacara penguburan jasad kita!
Ayuhal imann..
Ketahuilah bahwa sakitnya sang jasad ini tidak akan terbawa ke akhirat, namun jiwa yang sakit ini akan dipertanggungjawabkan disetiap helaan nafasnya! Jiwa atau Qalbu yang sakit ini akan terbawa ke akhirat! Dengarlah..
Pernahkah engkau mendengar bahwasannya neraka itu adalah tempat pembakaran dosa-dosa?
Pernahkah engkau mendengar bahwasannya ada noda hitam pekat yang tidak terbakar di neraka jahim?
Dosa itu adalah dosa terbesar yang bumi pun tidak ridha melihatnya, dosa itu adalah dosa syirik. Ia tidak terbakar dineraka jahannam dan membuatnya kekal disana. Karena syurga pun selamanya tidak ridha dimasuki jiwa yang bernoda. 
Masihkah kita bermain-main dan tertawa, sementara hati itu terkunci mati dan gelap gulita. Tidak sadarkah bahwasannya hati itu sakit, dan kita menuduh orang lain membuat kita sakit hati? Tidak sadarkah bahwasannya hati itulah yang sakit. Tidak sadarkah bahwa tawa dan canda sesaat ini akan ditukar dengan tangisan abadi di akhirat!?
Wahai jiwa jiwa yang gelisah!
Tidakkah engkau mengetahui bahwa dunia ini bukan tempat bersantai ria dan mencari ketenangan?
Tahukah bahwa dunia ini memang tempat berlelah-lelahan dan ketenangan itu hanya ada di yaummil akhir nanti? Bukan di dunia ini. 
Dunia ini…
Akh dunia, apalah artinya.
Dari jaman jahiliyah pun kita mengetahui bahwa dunia ini memang keras.
Jika kita keras kepada diri kita, maka dunia akan lembut kepada kita. Jika kita lembut kepada diri kita, maka dunia ini memang keras. 
Jika kita sikapi dengan lembut, maka dunia ini akan lembut. Namun jika hati kita tetap keras, dunia ini memang keras!
Tidak ada keadilan disini, karena pengadilan yang sesungguhnya itu akan digelar di hari pengadilan nanti. Tidak ada hakim yang adil untuk hati kita, di dunia ini, karena hakim yang Agung itu hanya ada di hari hisab nanti. Jika, jika saja… 
Jika saja dunia ini sudah adil, maka untuk apakah pengadilan-Nya disana?
Sudahkah kita adil kepada ruh kita? Ataukah kita lebih mementingkan jasad kita?
Anggukanlah hatinya dan menunduklah! Katakanlah jika kita terlalu risau memikirkan jasad ini, hingga dikeseluruhan hari kita, dikeseluruhan usia kita terus memikirkan jasad yang nanti akan mati! Kita sibuk berlari memberi makan perut kita sementara ruh kita kehausan dan terlantar entah dimana. 
Jasad adalah sesuatu yang hina, terbuat dari yang hina dan akan menghinakan kita jika mementingkannya. Sementara ruh adalah sesuatu yang mulia dan akan memuliakan kita jika kita merawat dan memperhatikannya. Jika kita terus membesarkan perut kita maka jasad akan menguasai ruh yang mulia dengan kehinaan. Lihatlah jiwamu, tanyakan khabarnya..
Apakah dia gelisah?
Apakah gerangan yang membuat ia gelisah dan sibuk bahkan kecewa sama pencipta-Nya?
Sekarang engkau bertanya; adakah amalan yang membuat hati itu tenang?
Hati atau Qalbu adalah hal yang tersembunyi, ia berada di rongga dada dan tak ada sesuatupun bisa mencuri kebahagiaannya. Dalam buku Rehab Hati terdahulu dikatakan bahwasannya “Kebahagiaan itu dihatimu, di hati yang bersyukur”. Jika kita telah bersyukur, lalu masih saja gelisah lalu apa yang akan kita persalahkan lagi?
Mari kita duduk bersama, dan kita bicara dalam dua hati.
Berdua saja, anggap saja saya ini adalah saudara jauhmu yang baru saja bertemu dan kita berkenalan lalu menjadi dekat. Saat ini saya duduk dihadapanmu yang menunduk, membiarkan bahumu ditepuk lembut dan disadarkan.
Marilah biarkan hati kita bicara.
Seandainya ada music yang mendayu, atau gemericik sungai, atau gemuruh ombak ditepi pantai dan pasir putih atau angin lembut di sebuah lembah hijauh. Akankah itu menenangkanmu sekembalinya jasadmu ke alam nyata?
Tidak, itu hanya sesaat saja.
Seandainya ada setumpuk amaliyah dari bibirmu dan gerakan kinestik dari jasadmu, akankah itu memenuhi rongga dadamu sedangkan syari’at sudah sempurna?
Tidak, itu hanya simbol-simbol kemunafikan saja. 
Dalam hati yang tenang itu ada musik yang diam, ia berdzikir laksana signal kuat yang mengaitkan seluruh aktifitas qalbu dan akal kepada Allah subhannahu wa ta’ala. Ia semangat menyambut setiap seruan kebaikan dan jasad itu menjadi pelayannya. Bergerak beraturan sesuai ruh yang paling dicintainya, seorang Nabi akhir jaman di jazeerah Al Arabia..
Beliau adalah Rasulullah shalallahu alaiyhi wa sallam, ruh dan jasad itu beri’tiba dan patuh kepada semua seruannya, tidak menambah dan tidak mengurangi. Ia adalah prajurit-prajurit penegak tauhid atau berbaris sebagai pecinta dan pendukungnya. Bukan ahli shalawat yang bernyanyi dibibirnya namun tidak terlihat di prilakunya dan hatinya dipenuhi kegelisahan serta ragu yang membelenggunya. 
Seandainya sunnah itu tidak punah dihati kita, lalu apalagi hal yang akan menguasainya?
Seandainya ruh Rasulullah itu hidup dihati kita, maka hal apakah lagi yang akan mengacaukannya?
Islam ini sudah sempurna, dan tidak usah disempurnakan lagi. 
“Islam ini mudah dan ingin memudahkan, jika engkau mengenalinya sulit maka belajarlah lagi hingga engkau benar-benar mengenalnya”
Termasuk obat untuk hatimu. Sudahkah engkau mendengar tentang sabda rasul dan firman tuhanmu bahwasannya “semua penyakit itu ada obatnya” dan “jika aku sakit, maka Allah menyembuhkan”?
Saat ini, tepat saat ini.. 
Saat berbagai syndrom kegelisahan itu semakin akut dan bercampur dengan sihir-sihir dunia, satu-satunya jalan untuk menenangkannya adalah kembali ke Sunnah. Yang lebih dari hal sunnah adalah menunaikan kewajiban-kewajiban kita sebagai Hamba. 
Intinya adalah perubahan, karena Allah menciptakan kegelisahan itu agar kita berubah. Untuk menciptakan sebuah perubahan, maka kita harus merubah sesuatu. Setiap perubahan itu tidak enak, dan karena itulah Allah menggelisahkan kita; yaitu agar kita berubah dari kondisi sekarang. 
Sungguh bukan amalan-amalan aneh agar kita tenang itu saudaraku. Sungguh bukan amalan-amalan aneh agar kita tenang itu saudariku. “Cukuplah Allah bagiku”, cukupkan Allah dalam hati kita dengan jujur, lalu realisasikanlah dan Allah akan mencukupi kebutuhan kita. 
Kesalahan manusia adalah banyak meminta dan menuntut, lalu lupa menuntut diri, mendidik hati, mendisiplinkan iman dan bertwakal utuk menitipkan jiwa raga itu kepada pemilik-Nya. Seandainya kita menuntut diri untuk memenuhi perintah Allah, maka Allah akan memenuhi kebutuhan kita dari keamanan, rezeki dan semuanya.
Ciptakan sebuah perubahan, 
Jika sudah shalat, maka tegapkanlah 5 waktu. 
Jika sudah lima waktu, tepatkan waktunya
Jika sudah liwa waktu dan tepat waktu maka tambahkan 2 rakaat shalat malamnya. 
Jika sudah tegap shalat malamnya, lengkapilah dengan rawatibny, dhuhanya dan puasanya lalu jadikan Al Qur’an sebagai sahabat. Hiasi Qalbu dan bibirnya dengan dzikir pagi, petang dan sepanjang hari. 
Setelah itu ajaklah saudara dekatmu, keluargamu dan orang-rang yang mencintai dan menebarkan sunnah. Jika tidak mampu berdakwah maka cintailah mereka, jika tidak mampu mencintai mereka maka jangan membenci mereka. Karena membenci penebar kebaikan itu salah satu karakteristik hati yang sudah mati. 
Karena hati itu bisa saja sakit atau mati, tidak usah menuduh siapapun dalam hal ini. Karena hati yang sehat itu akan keluar dari mulutnya kata-kata yang sehat dan menyehatkan, hati yang baik akan keluar dari mulutnya kata kata baik saja dan atau diam. Hati yang sakit akan keluar dari mulutnya kata-kata yang menyakitkan dan semakin menambah kesakitan dihatinya, sering sakit hati dan merasa disakiti. 
…see more
@Buku RehabHati Qur’ani 2013
Merasakan sensasi kesembuhan dimulai dari Hati, sebuah perjalanan spiritual yang akan membongkar rahasia-rahasia kesembuhan, melepas belenggu-belenggu sihir hati dengan menggali lebih dalam kabar hati kita, mentazkiyyah jiwa kita, mengajaknya kembali bertaubat, bertauhid dan sembuh dengan terapy Al Qur’an yang memukau. 
Tidak mungkin jasad itu sakit jika ruhaninya sehat, jika ruhaninya sembuh maka kesembuhan jasad akan mengikuti perlahan. Karena kesakitan jasad ini adalah indikator sakitnya ruhani, dan itu adalah tanda nyata kasih sayang Allah agar kita kembali kepada-Nya.
Insya Allah, terbit tahun ini. 
Salam Bahagia, Salam Tauhid. 
Nuruddin Al Indunissy