CHAPTER 1 – OPENING
Opening atau pembukaan ini adalah tahapan yang harus kita lalui untuk menggali informasi tentang pasien dan jenis jin yang menyerangnya, sebagai senjata untuk melemahkannya. Sama seperti dokter yang memulai pengobatan dengan “diagnosa” kepada pasien. Jika jin sudah bereaksi dipandangan pertama saat ketemu kita, maka tidak perlu konseling dan langsung eksekusi saja ;)
KONSELING
Konseling adalah tahap pertama yang mempengaruhi keberhasilan ditahap-tahap berikutnya, jika tahap ini gagal tentu saja tahapan berikutnya tidak akan pernah berhasil. Dari konseling ini kita akan mendapatkan banyak informasi dari pasien tentang penyebab terjadinya sihir tersebut.
Dalam dunia kedokteran modern, tahap ini disebut diagnose. Dari diagnose ini biasanya dokter menyimpulkan obat apa yang akan diberikan, termasuk juga “Dosis” yang akan dipilihkan untuk membuat resep. Dalam ruqyah juga demikian, setelah tapah konseling ini praktisi akan menyimpulkan hal apa saja yang akan dilakukan. Bahkan tentang perlu atau tidaknya diruqyah?
Saya pernah mendapat keluhan dari sahabat saya di Palembang, katanya “Akhi saya sudah meruqyah selama 1 jam lebih dengan berbagai tehnik yang antum dan ust Perdana ajarkan, tapi belum ada reaksi sama sekali. Malahan ia semakin ngoceh?”
Saya bertanya: “Sakitnya apa?” dan beliau menjawab “Gila, bukannya stress itu bisa disembuhkan dengan ruqyah juga?”.
Saya jawab “Iya, tapi tergantung stressnya karena sihir atau bukan? Atau mungkin sekedar tekanan psychologis, atau kerusakan syaraf?”
Dan, besoknya sahabat saya itu kirim inbox di Facebook dan berkata; “Udah sembuh akhi, ternyata dia stress karena banyak utang. Dan setelah utangnya lunas ia sembuh!!”.
Jadi tidak semua stress itu disebabkan oleh gangguan sihir, dan ruqyah ini dikhususkan untuk menangani penyakit yang ada campur tangan sihir didalamnya. Sebentar lagi kita akan bahas bagaimana membedakan penyakit sihir dan medis.
Sebelum itu saya akan memberi contoh praktis untuk konseling ini. Yap, pertama jangan ragu. Anggaplah antum adalah seorang teraphist Al Qur’an professional, karena rasa percaya diri itu adalah modal. Karena semangat itu menyebar! Maka sebarkanlah seindah mungkin. bagaimana caranya?
Pertama; Tanya nama pasien.
Cukup namanya saja, tidak usah nanya siapa nama ibu dan bapak kayak dukun-dukun itu. Cukup Tanya namanya agar kita bisa memanggil namanya saat berbicara, ini juga akan kita gunakan untuk menyadarkan dia saat kesurupan nanti.
Jika perlu Tanya juga usia dan tempat dia bekerja, agar kita bisa menyesuaikan bahasa dan penjelasan yang mungkin sesuai dengan logikanya. Karena beda usia beda pemikiran, beda pengalaman dan beda bahasa. Artinya jangan pake bahasa ABG atau bahasa alay jika kita tahu bahwa dia adalah seorang anggota paspampres :D
Kedua; Tanya Tentang Cara Ibadahnya?
Jika dia ahwat Tanya apakah kesehariannya memakai jilbab?
Jika pasien belum mampu memenuhi kewajibannya sebagai hamba Allah, atau belum menunaikan kewajibannya sebagai muslim/muslimah, atau masih saja melakukan dosa-dosa besar maka ambil komitmentnya. Misalnya dengan kata-kata; “Ibu janji ya, setelah sehat nanti ibu akan memperbaiki hubungan ibu dengan Allah”.
Tanya juga apakah masih melakukan amal-amal Bid’ah atau bahkan masih punya keris dan jimat-jimat? Jika ada suruh dia melepas dan menghancurkannya terlebih dahulu. Karena biasanya khodam/jin pendamping itu ada di pusaka itu.
Ketiga; Tanya bagaimana awalnya sakitnya?
Ini adalah tentang gejala yang dia alami saat pertama sakit. Pertanyaan ini akan menambah informasi tentang cara penyembuhannya dan hal hal yang harus kita hindari saat melakukan teraphy ruqyah.
Misalnya, jika saja sakitnya itu bekas operasi yang tidak sembuh-sembuh, atau misalnya bekas jatuh dari pohon yang tidak sembuh-sembuh. Ini juga bisa ditimbulkan oleh campur tangan jin. Dalam hal ini kita harus memperhatikan luka lahiriyah sang pasien, jangan sampai kita menekan atau memukul ditempat tersebut.
Keempat; Tanya Dimana saja biasanya sakitnya?
Ini agar kita tahu dimana letak jin itu berada, biasanya disanalah letak “rumah” jin-nya. Nanti kita bisa mengarahkan energy ruqyah ini ditempat tersebut, atau juga melakukan tehnik-tehnik penyembuhan di titik sakit tersebut.
Misalkan ketika sakitnya dipundak saja, maka kita jangan memengang lututnya Jika sakitnya dipinggang tidak usah melakukan tehnik “Putaran Tawaf” diperut Meskipun kita bisa memegang ubun-ubun untuk semua titik sakit. Kita akan bahas selengkapnya nanti.
Kelima; Kapan saja sakitnya?
Nah ini berhubungan dengan karakteristik sakit, jika itu santet atau sihir kiriman biasanya sakitnya dihari-hari tertentu. Jika itu gangguan jin “iseung” (kedzaliman jin tanpa sebab) biasanya terjadi saat si pasien mau shalat dan beramal ibadah lain. Meskipun hal ini bisa saja terjadi pada sihir kiriman, biasanya jin mengganggu agar pasien tidak salat dan sulit baca qur’an agar karena mereka takut atau merasa kepanasan.
Keenam; Sudah kedokter kah?
Nah, ini dia. Ini juga penting, harusnya point itu disimpan di nomor 1. Jadi pasien harus ditanya, tentang tingkat kesungguhan dari ikhtiar si pasien?. Tanyakan padanya apakah sudah pakai Herba? Obat-batan dan lain sebagainya.
Jika beliau bilang; “Sudah 70 dokter berupaya menyembuhkan, bahkan sampai keluar negeri tapi gak sembuh-sembuh!” Disana antum jangan panic, senyum aja dan niatkan; “Ya Allah aku ingin menunjukan kehebatan-Mu sama hamba-Mu ini”. Lalu senyumlah karena tentara Allah bersama kita.
Ketujuh; Sudah pernah ke dukun belum ?
Nah ini dia pertanyaan yang paling menyeramkan, jika pasien sudah ke mbah Dukun, saat itu juga beri pertanyaan lanjutan; “Sudah berapa dukun?”.
Jika dia jawab 15 dukun, saya yakin si ibu itu sudah ditanami lebih dari 15 Jin. Karena perbuatan dukun itu sejatinya bukan mengobati, tapi menyakiti. Karena ia melawan jin dengan jin. Kadang dia mengikatkan jin di dalam tubuh.
Sering saya mendapati hal ini, beberapa malam lalu di Kantor Rehab Hati saya kedatangan ibu yang sudah lama mengikuti Pelatihan Rehab Hati Quranic Healing tapi dia tidak sembuh sembuh. Bahkan dulu, pernah saya dan ust Perdana meruqyah beliau dan si jin nya malah senyum-senyum saja. Dan malam saat berkunjung ke Rehab Hati itu saya berkesempatan menyiksa jin-jin didalam tubuhnya.
Setelah ruqyah selesai, diketahui ada 3 kelompok jin dalam tubuhnya. Kelompok pertama adalah jin kiriman atau santet dari teman si ibu, yang kedua adalah jin Reiki karena si ibu pernah mengikuti pelatihan tenaga dalam ini untuk upaya penyembuhan, namun gagal dan si ibu pergi ke dukun untuk mencopot jin nya. Namun malang, si dukun tadi malah mengikat jin di paha si ibu. Jadi benar, bahwa muamalah dengan jin itu tidak dilarang Allah seperti difirmankan-Nya dalam surah Al Jin Ayat 6.
Kedelapan; Tanya Sudah berapa lama sakitnya?
Ini juga menjadi informasi agar kita lebih hati-hati dan sungguh-sungguh dalam teraphy nanti. Konseling ini tidak berbatas waktu, semakin lama kita konseling semakin banyak informasi yang kita dapat. Semakin banyak informasi, semakin banyak celah yang bisa kita serang untuk melemahkan jin-jin didalam tubuhnya.
Jika dipertanyaan ke 1 atau ke 2 sudah ditemukan celahnya, maka tak perlu lagi konselling. Apalagi jika baru saja dating si jin langsung bereaksi? Hajar saja langsung ;)
Tips Dalam Konseling.
Agar si jin cepat bereaksi atau dia mikir-mikir untuk melawan kita, maka pakai kata-kata yang menakutkan buat mereka; upayakan kata-kata kita bertabur Al Qur’an dan Hadits. Jangan menunjukan kehebatan kita, karena jin malah akan tertawa karena melihat kita sombong.
Jika tidak banyak pengetahuan kita tentang al Quran maka perbanyak mengait-ngaitkan obrolan dengan Asma Allah dengan Al Asmaul Husna-nya atau menyebut-nyebut nama Rasulullah. Karena selama konseling jin mendengarkan, seandainya ia ada didalam tubuh pasien.
MEMBEDAKAN PENYAKIT SIHIR ATAU MEDIS?
Bagaimana kita mengetahui bahwa penyakit itu adalah sihir jin atau medis?
Akhir-akhir ini telah banyak ditemukan bahwa sebagian besar penyakit akut itu disebabkan konpirasi jin dan tukang sihir dikalangan manusia itu sendiri. Semisal kanker tulang, kanker darah, struk ringan, paru akut, migraine menahun dan lain sebagainya.
Bagaimanakah ini mungkin sementara praktisi ruqyah tidak bisa melihat jin dan dokter menganalisa dengan peralatan canggih? Praktisi melihat gejala yang ditimbulkan dan kesembuhan yang didapati, mungkin saja analisa dokter itu salah atau lebih tepatnya mengada-ada?
Benarkah demikian?
Ikhwatalil iman, sebenarnya bukan saatnya mencari kesalahan dalam media ini karena sesungguhnya jika negeri ini telah bertauhid maka kita bisa saja mengintruksikan para dokter diseluruh Indonesia untuk ikut pelatihan ruqyah dan para peruqyah juga diberi pelatihan “gratis” tentang ilmu kedokteran. Bukankah ini keren?
Jadi bagaimana hal ini bisa terjadi, dokter mengklaim bahwa ini penyakit medis dan praktisi ruqyah mengatakan ini sihir?
Jawabannya adalah sederhana; Jin, dalam sebuah kondisi memiliki kemampuan untuk mempengaruhi materi-materi di bumi, seperti peristiwa yang diabadikan al Qur’an ketika jin ifrit katanya mampu memindahkan istana ratu balqist sebelum berdiri dan sang ahli kitab memindahkan istana itu sebelum berkedip. Ini sebuah isyarat bahwa jin mampu mempengaruhi hal yang bersifat materi.
Sekarang mari kita kaitkan dengan teknologi kedokteran dan teknologi penyembuhan Al Qur’an, bagaimana menyikapi sebuah peristiwa dimana pasien ini memang sembuh dengan pengobatan dokter juga sembuh dengan ruqyah. Apakah ini semi medis?
Bukan, sebenarnya bukan begitu. Saya pernah mendapati, Alhamdulillah berhasil mengobati struk ringan di pergelangan kaki sebelah kiri seorang anak SMK di Bandung. Pengobatan berjalan kurang dari 5 menit, dan konseling sekitar 15 menit. Siswi tersebut mengalami struk ringan di daerah pergelangan kakinya dan ini sudah berbulan-bulan, dia juga pergi ke dokter dan melakukan “Vision Teraphy”. Dokter mengklaimnya sebagai ostreleoplorosis” atau apalah.. saya agak lupa, yang penting katanya penyempitan pembuluh darah di arteri.
Memang secara medis ini benar, bahwa penyempitan pembuluh darah di sekitar leher akan menimbulkan struk atau kebal kadang hingga tidak bisa digerakan dibagian pergelangan kaki kanan. Namun bagaimanakah ini bisa terjadi; sipasien hamper muntah ketika saya mendekatkan telapak tangan di kaki dan menariknya dengan tehnik usapan secara pelan-pelan, dan Alhamdulillah sembuh setelah di ruqyah beberapa menit saja dengan membacakan surah Al Hasyr ayat 21-24 dan mengancam jin itu agar keluar?
Apakah kemudian peruqyah melemahkan teknologi kedokteran?
Baik sebentar, ada kisah yang lebih heboh lagi. Seorang praktisi Quranic Healing yang saya bombing (dulunya pasien saya) di Makkah Alhamdulillah berhasil menyembuhkan Kanker Tulang hanya dengan ruqyah sederhana dan digabung dengan tehnik pijatan biasa. Padahal majikannya sudah menderita kanker tulang selama 6 tahun dan sudah berobat keluar negeri serta hamper saja di amputasi?
Apakah kemudian peruqyah melemahkan teknologi kedokteran?
Tidak. Sekali lagi jawabannya tidak, saya justru berharap pihak kedokteran diseluruh Indonesia itu memberi pelatihan “gratis” kepada peruqyah dan juga sebaliknya karena ada sinergi yang perlu dikokohkan.
Yang harus diluruskan adalah para dokter yang belum Syair’iiyah, atau belum mengimani perkara ghaib ini. Dan memang ada penyakit sihir dan penyakit medis, seperti dikatakan Syaikh Abdul Rauf, seorang syaikh yang juga master Ruqyah International, beliau menyimpulkan dengan sederhana ada 4 ciri-ciri penyakit yang disebabkan oleh gangguan Jin.
1. Adanya “invisible power” atau kekuatan yang tidak terlihat yang menghalangi keberlangsungan hidup dengan cara tak wajar dan berulang-ulang hingga hidup kita tidak maju.
2. Penyakit yang tidak wajar atau tidak terdeteksi dokter, diobati tidak sembuh-sembuh dan anda mengalaminya bertahun-tahun.
3. Kondisi mental yang tak wajar; emosi berlebihan, depresi, sedih berlebihan, kecemasan, tidak bisa konsentrasi, menjadi pelupa, tidak bisa fokus, mendengar atau melihat sesuatu hingga menimbulkan “kegilaan”.
4. Mimpi buruk atau menakutkan; mimpi mati dan semua tentang kematian, mimpi tenggelam dan semua tentang air, mimpi terbang atau jatuh dari tempat tinggi dan semua tentang ketinggian.
Jadi ketika, misalnya dokter berhasil menyembuhkan (dengan izin Allah, da semua juga pasti atas izin Allah) sakit pasien dan tidak terulang lagi sakitnya itu merupakan penyakit medis. Namun jika hari ini dokter menyembuhkan maagh, tapi seminggu kemudian maagh lagi hingga tiap minggu harus bertemu dokter, nah ini tidak wajar dan sihir-sihir dalam tubuhnya harus dihajar.
Apakah ada ciri-ciri tertentu yang baku hingga bisa kita simpulkan untuk mengidentifikasi penyakit pasien?
Mari kita lihat dengan seksama ciri-cirinya, barangkali ciri itu ada dalam diri kita. Alhamdulillah, ustad perdana Ahmad sudah menyimpulkan banyak karakteristik atau ciri-ciri seseorang terkena gangguan Jin atau sakit karena sihir jin. Baik dalam kondisi sadar atau tidak sadar:
1. Ciri-Ciri Gangguan Jin Pada Waktu Tidur:
• Susah dan tidak bisa tidur dimalam hari, kecuali setelah berupaya dengan susah payah.
• Susah bangun dan banyak tidur sehingga tidak bisa melakukan ibadah yang diinginkan.
• Selalu cemas dan sering terbangun dimalam hari.
• Mimpi buruk melihat sesuatu yang mengancam dan menakutkan , ingin berteriak minta tolong namun tidak bisa.
• Mimpi melihat berbagai binatang seperti ular, ulat, anjing, tikus, onta, kuda, monyet, serigala, harimau dan binatang lain yang menakutkan.
• Tertawa, menangis, berteriak, mengomel atau merintih pada saat tidur.
• Mimpi seolah-olah jatuh dari tempat yang tinggi dan semua yang berkaitan dengan tempat tinggi; seperti mendaki tempat yang tinggi.
• Berdiri dan berjalan pada waktu tidur tanpa disadari.
• Mimpi berada dalam lingkungan pemakaman, didalam kuburan, tempat sampah atau jalan dan lingkungan yang seram dan mengerikan.
• Mimpi melihat orang yang aneh seperti tinggi sekali, pendek sekali, putih sekali atau hitam sekali.
• Mimpi-mimpi yang seram dan mengerikan.
• Mimpi bertemu dengan orang yang sama (laki/perempuan) berkali-kali dan ingin bertemu dengan orang yang dimimpikan itu.
• Mimpi seakan akan dihimpit benda yang berat dan sulit untuk melepaskan diri dari himpitan tersebut.
• Mendengkur dengan keras (seperti harimau, dsb).
• Mimpi melihat atau bertemu keluarga yang sudah meninggal, melihat mayat, mimpi mati, mimpi berbicara dengan orang yang mati dan semua mimpi yang berhubungan dengan kematian.
• Mimpi berada di masa atau abad yang lampau.
• Mimpi melihat suatu peristiwa dan keesokan harinya mengalami peristiwa persis seperti yang dialami dalam mimpi tersebut.
2. Ciri-Ciri Gangguan Jin Pada Waktu Terjaga/Sadar.
• Sering merasa was-was dan ketakutan tanpa sebab yang jelas.
• Suka marah-marah dengan kadar emosi tidak terkendali.
• Dorongan kuat untuk melakukan perbuatan maksiat.
• Merasa lesu dan malas untuk beribadah.
• Sulit khusyuk dalam mengerjakan sholat, (susah mengingat rakaat yang sudah dikerjakan).
• Suka menghayal, melamun, menyendiri dan mengurung diri secara berlebihan.
• Sering pusing, dan merasa sakit pada kedua mata, telinga, hidung, bahu dan belikat, gigi, tenggorokan atau lambung tanpa sebab yang jelas.
• Selalu berpaling dari dzikir mengingat Allah dan memandang remeh kegiatan ibadah sholat dan amal kebaikan lainnya.
• Pikiran selalu linglung, merasa sedih, jantung berdebar-debar keras.
• Sering kesurupan baik separuh ingatan atau secara total.
• Sering mendengar bisikan memanggil namanya atau menyuruh sesuatu kejahatan semisal mencekik anak sendiri bahkan menyuruh bunuh diri.
• Merasa ada yang mengikuti, mengejar dan mengancam akan membunuh.
• Merasa ada yang mengajak bicara, mendengar bisikan untuk melakukan sesuatu, membunuh, memperkosa, memukul, meloncat dari tempat yang tinggi, terjun kesungai atau jurang, menabrakan diri ke kereta api atau kendaraan lain.
• Sering mencium bau –bauan wangi kembang atau dupa, bau anyir atau busuk yang tidak terlihat sumber baunya.
• Melihat benda benda seakan bergerak, berputar, terbalik , miring dan lain sebagainya.
• Melakukan tindakan tindakan aneh tanpa disadari.
• Tiba tiba dapat meramal, menerawang, membaca fikiran orang lain atau mengetahui apa yang akan terjadi.
• Cemas dan paranoid (takut yang berlebihan).
• Melihat penampakan mahluk halus atau merasakan keberadaan mahluk halus.
• Rasa sakit disalah satu anggota badan namun setelah diperiksa secara medis tidak ditemukan adanya kelainan atau dokter tidak sanggup mengobati penyakit tersebut.
Jika cirinya lebih dari 7 butir terdapat dalam diri atau keluarga tercinta kita, maka itu positive dan harus mulai membaca lebih jauh tentang ruqyah syar’iyyah. Semoga Allah memudahkan.
CONDITIONING
Conditioning atau pengkondisian ini perlu dilakukan agar terjadi sinergi energy, atau adanya keterpaduan kekuatan antara peruqyah dan yang diruqyah. Ini penting, karena ini adalah salah satu inti dari keberhasilan. Hal ini juga sesuatu yang melatarbelakangi kegagalan ruqyah, dimana pasien belum siap diruqyah dan tempat yang tidak kondusif.
Pengkondisian ini perlu dilakukan agar ruqyah lebih effective dan tidak mengeluarkan banyak energy, karena kesurupan ataupun mengobati kesurupan itu butuh energy. Jika bisa dipercepat kenapa harus berjam-jam?
Pengkondisian pasien ini terbagi 4, yaitu pengkondisian fisik dan ruhani pasien, pengkondisian tempat, dan pengkondisian kita sendiri:
1. Pengkondisian Peruqyah.
Pengkondisian peruqyah jelas lebih penting, jangan sampe saat membaca ayat ruqyah pasiennya merasakan kesejukan dan peruqyahnya muntah-muntah :D
Bisakah hal ini terjadi? Bisa saja, misalnya karena jin yang ada dalam tubuh pasien masuk kedalam tubuh praktisi atau dalam tubuh praktisi itu memang ada jin yang belum diruqyah. Jadi kita yakinkan diri kita bersih.
Selain itu, praktisi sebaiknya dalam kondisi wudhu dan menunaikan shalat 2 rakaat untuk memohon pertolongan kepada Allah dan dilanjutkan dengan membaca do’a perlindungan. Semisal Al fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, An Nas dan Ayat Qursy. Juga membacakan do’a untuk memohon kekuatan sambil membaca “Hasbunallah wanikmal wakiil nikmal maula wa nikman nasiir” juga “Hasbiyallahu laa ilaaha illa huwa alaiyhi rabbul arsyil adziim”.
2. Pengkondisian Tempat
Tempat juga harus dikondisikan, jangan sampe disebelah rumah sedang ada “kongser” dangdutan kita terus melanjutkan ruqyah, jangan sampe dirumah tersebut masih ada kemaksiatan semisal wanita yang tidak berhijab kita terus berjihad dengan ruqyah. Perangi dulu wanita yang tidak berhijab itu dengan baik, atau mohon dia untuk keluar dengan hormat.
Terus, lepaskan semua gambar-gambar dan patung yang ada dirumah. Sebaiknya dilepas selama-lamanya.
3. Pengkondisian Fisik Pasien.
Arahkan pasien juga untuk berwudhu, jika mungkin. Setelah itu persilahkan pasien duduk atau tiduran senyaman mungkin, biarkan ia memilih mau duduk atau baringan.
Anjurkan dia agar merebahkan tubuhnya, melemaskan urat-uratnya dan melonggarkan pembuluh darahnya dan bernafas dengan tenang.
4. Pengkondisian Ruhani.
Selain pengkondisian tubuh, ruhaninya juga perlu ditata. Misalkan dengan memberikan kata-kata padanya; “Saat ini kita akan menjemput tenaga dari langit dan mengusir mahluk-mahluk terlaknat dalam tubuh teteh, jangan takut karena sebenarnya mereka sedang ketakutan didalam. Upayakan dalam hati teteh dzikir terus.”
Juga beri arahan agar pasien mendengarkan dengan khusyuk dan jangan melakukan apapun, percayakan kepada peruqyah dan PERCAYALAH BAHWA kesembuhan itu datang dari Allah.
Setelah itu mulailah membacakan ayat-ayat ruqyah dengan khusyuk.
[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]