Jangan terburu menuduh rabbmu telah mengecewakanmu, padahal ia sedang mengangkat derajatmu dgn sedikit ujian dari kekecewaan.
Setinggi apapun badainya, setinggi itulah derajatmu nanti, sebesar apapun masalahnya sebesar itulah kamu nanti, sehebat apapun ujiannya, sehebat itulah kamu nanti. Artinya, kamu adalah calon orang tinggi, kamu adalah calon orang besar dan kamu, adalah calon orang hebat setelah lulus nanti. Dan kamu tidak akan lulus sebelum kesabaran itu terpahat kuat di dalam hati.
Jika kamu sabar, maka kamu akan diam. Diam dengan hati sabar, bibirnya diam hatinya diam. Hatinya diam dan tenang, tidak gaduh mengaduh. Tidak ribut dan ramee apalagi brisik dan mengusik ketenangan istananya disana.
Senyumlah, hei hati yg menangis..
Senyumlah! Jangan ragu.
Senyumlah..
Sudahi saja kekecewaanmu itu.
Bukankah ini hari yang baru?
Bukankah kemarin kita telah tertidur dan tidak sadar?
Lalu Allah menyadarkan kita lagi, bukankah Allah telah membangunkan kita lagi pagi ini?
Akankah kita gunakan keseluruhan waktu untuk mengumpat dzat yang maha suci?
Mari, mari kita renungkan sekali lagi
Mari kita belajar dewasa dan bijak. Karena diakhirat nanti, tak ada anak-anak dan manusia cengeng!
Syurga itu dipenuhi syukur dan dzikir!
Syurga itu tempat orang yang paling baik syukurnya. Dan orang yang bersyukur itu tidak menggunakan nikmat-Nya untuk bermaksiat kepada-Nya. Dan salah satu nikmat-Nya yang besar itu adalah waktu dan kesempatan ini, akhylkiraam!
Ia menggunakan seluruh waktu dalam rangka berjalan menuju sebuah pertemuan terindah, dengan-Nya. Sudahkah kita memiliki baju yang indah untuk pertemuan itu, ataukah baju kita nanti compang-camping, bolong-bolong dan lusuh dengan dosa-dosa?!
Tidakkah engkau tahu syaitan itu akan mendatangi kita dalam berbagai urusan!
Tidakkah engkau tahu yang pertama kali syaitan lemahkan itu hati kita?
Bangkitlah wahai Hati yang terbelenggu.
Hempaskan belenggu-belenggu itu kelautan, dan biarkan lautan itu tetap bergelombang!
Lepaskan belenggu-belenggu syaitan itu!
Kecewakan mereka!
Kecewakan saja syaitannya..
Karena cara terbaik untuk mengobati sesuatu adalah dengan mengetahui dan memahami luka atau penyakitnya, jadi obat rasa kecewa itu tak lain adalah dengan mengenali kepada siapa kamu kecewa. Pada siapakah kamu kecewa?
Kecewa kepada Allah?
Atau kecewa kepada syaitan yang telah menancapkan duri itu dihatimu yang terluka?
“Kecewakan mereka dengan syukur, gentarkan mereka dengan gemuruh istighfar, buat mereka putus asa dgn airmata taubatannasuha, dan hinakan mereka dengan sujudmu kepada Allah!”
Kecewakan saja syaitannya, karena pada intinya semua manusia itu baik dan yang jelek itu syaitannya. Maka kecewakanlah syaitannya. Maafkanlah kebodohannya dan terbanglah meninggi.
Semakin tinggi engkau terbang maka lihatlah, masalah yang menggunung itu akan semakin mengecil. Jika engkau melihat masalah itu begitu besarnya, maka yakinkan bahwa engkau masih dibawah. Masih satu level dengan mereka!!!
Katakanlah, pekikanlah seperti teriakan Rasulullah sholallahu alaiyhi wa sallam kepada syaitan disebuah bukit:
“Wahai musuh-musuh Allah! Demi Allah, aku akan benar-benar memusuhimu!”
Allahuakbar!
REHAB HATI QURANI
NAI 2013